Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
H.I.M
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama H.I.M adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengemis Online, Bukti Nyata Terjadinya Pergeseran Mental Masyarakat

Kompas.com - 29/01/2023, 09:53 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Fenomena tren mengemis online mengingatkan saya akan sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang ibu sedang curhat soal kesulitannya membelikan kebutuhan anaknya berupa susu dan lain-lain.

Di akhir video, ibu tersebut berharap akan ada seorang dermawan yang berkenan membelikan kebutuhan anaknya tersebut.

Respons saya akan video itu dari yang awalnya iba menjadi agak heran. Saya lantas berpikir, alih-alih menjual gawai dan menyisihkan uang yang digunaan untuk membeli kuota internet, ia malah mengincar rasa iba dari orang dengan membuat video di media sosial.

Pada masa kini, mengemis online justru seakan jadi cara instan sebagian orang untuk mendapat uang demi bisa menyelesaikan masalah hidupnya.

Dengan begitu, saya merasa bahwa secara perlahan ada pergeseran yang terjadi pada mental sebagian kecil masyarakat kita.

Jika dahulu orang banyak merasa enggan untuk mengemis karena faktor gengsi, kini justru malah banyak yang secara terang-terangan meminta belas kasih orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tujuan lainnya.

Kenapa Fenomena Ngemis Online Bisa Terjadi?

Jika diamati ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena mengemis online ini semakin marak dilakukan.

  • Terjadinya High Acceptance

Masih ingat soal kasus Cak Budi? Tahun 2017, Cak Budi membuka penggalangan donasi dari masyarakat untuk kemanusiaan atau crowdfunding.

Namun seperti dilansir KOMPAS.com, setelah donasi terkumpul Cak Budi justru ketahuan menggunakan dana tersebut untuk membeli mobil Toyota Fortuner dan smartphone iPhone 7.

Tujuan awal Cak Budi menggalang donasi kemanusiaan ini adalah untuk membantu seseorang yang anggota keluarganya mengalami sakit keras dan butuh dana untuk berobat.

Dari kisah orang yang mengalami kesusahan dana untuk mengobati penyakit orangtuanya, banyak orang yang akhirnya memberikan donasi.

Uang donasi yang terkumpul ternyata melebihi target awal. Artinya, di sini terlihat adanya penerimaan yang besar atau high acceptance di masyarakat kita.

Bahwa dari kisah kesusahan seseorang dalam mengobati anggota keluarganya, banyak orang yang bisa menerima kisah itu. Dan berbekal rasa iba, mereka rela memberikan donasi yang jumlahnya justru melebihi dari target awal.

Dengan adanya high acceptance ini terbukti ampuh digunakan sebagian orang untuk memperoleh dana besar dengan cara mengemis dan memanen rasa iba orang lain.

  • Mulai Tertanam Jiwa Kikir

Banyaknya orang yang semakin terang-terangan melakukan aksi mengemis online di media sosial bisa diasumsikan semakin banyak pula orang yang berjiwa kikir atau pelit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Kata Netizen
Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Kata Netizen
Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Kata Netizen
Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Kata Netizen
Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Kata Netizen
Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Kata Netizen
Apakah Kamu Termasuk Pendikte di Lingkungan Kerja?

Apakah Kamu Termasuk Pendikte di Lingkungan Kerja?

Kata Netizen
Tes Sidik Jari dari Sudut Pandang Psikologis

Tes Sidik Jari dari Sudut Pandang Psikologis

Kata Netizen
Utang, Paylater, dan Pinjol

Utang, Paylater, dan Pinjol

Kata Netizen
'Wedding Anniversary', Sederhana tetapi Penuh Makna

"Wedding Anniversary", Sederhana tetapi Penuh Makna

Kata Netizen
Bonding Orangtua Masa Kini, Anak adalah Teman

Bonding Orangtua Masa Kini, Anak adalah Teman

Kata Netizen
Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?

Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?

Kata Netizen
Hubungan antara YouTuber Asing Ngonten di Indonesia dan Pariwisata

Hubungan antara YouTuber Asing Ngonten di Indonesia dan Pariwisata

Kata Netizen
Mengapa Sebelum Tambah Anak Mesti Diskusi dengan Si Kakak?

Mengapa Sebelum Tambah Anak Mesti Diskusi dengan Si Kakak?

Kata Netizen
Tempat-tempat Belanja Kebutuhan Harian di Kota Jeju

Tempat-tempat Belanja Kebutuhan Harian di Kota Jeju

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau