Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Mereka memiliki prinsip jika bisa menggunakan uang orang lain, mengapa harus pakai uang sendiri?
Contoh kasus seorang ibu yang memilih membuat video dan mengharap bantuan orang lain untuk membiayai kebutuhan bayinya menunjukkan seseorang yang memiliki sifat kikir dan tidak mau berusaha bekerja keras terlebih dahulu.
Dengan cara berpikir seperti itu, mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki pikiran yang sempit bahkan pelit atau kikir.
Mereka lebih mengandalkan bantuan orang lain alih-alih berusaha demi bisa mendapat uang dari hasil kerja kerasnya.
Di berbagai platform video streaming, semakin banyak ditemukan orang yang melakukan live dan menuruti permintaan penontonnya untuk melakukan hal tertentu demi mendapat uang saweran.
Semakin susah hal yang diminta oleh penonton, maka ia akan meminta uang saweran dengan jumlah yang semakin besar pula.
Tak jarang ia juga dengan sengaja menggota para penontonnya dengan menggunakan pakaian yang seksi demi mendapat semakin banyak saweran.
Dari sini bisa dilihat bahwa semakin banyak orang yang bekerja praktis namun dapat dana elit. Mengapa saya sebut demikian?
Sebab, jika kita bandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh banyak buruh pabrik atau kuli di pasar, upah yang mereka dapat relatif kecil, padahal pekerjaannya dinilai berat untuk dilakukan.
Fenomena mengemis online di satu sisi juga menunjukkan betapa banyaknya orang dermawan di sekitar kita.
Mereka mudah memberi kepada mereka yang menurut mereka membutuhkan. Apalagi kebanyakan yang melakukan aksi mengemis online ini disertai dengan narasi kesedihan yang memancing rasa iba dan akhirnya membuat banyak orang tersentuh hingga tergerak untuk memberikan bantuan.
Namun, sayangnya kedermawanan orang ini justru banyak dimanfaatkan oleh sebagian orang. Mereka yang memang ikhlas dan berniat membantu malah berujung kecewa ketika mendapati orang yang diberikan donasi tidak menggunakan dana donasinya sesuai tujuan awal.
Kasus Cak Budi bisa dijadikan contoh nyata. Bahwa mereka yang sedari awal berniat membantu justru berujung kecewa karena ternyata uang hasil donasi tersebut digunakan untuk keperluan pribadi bukan disalurkan ke yang memang membutuhkan.
Alhasil kedermawanan seseorang bisa manjadi bumerang bagi mereka yang diberikan bantuan. Di satu sisi orang itu akan sangat terbantu dengan kehadiran para orang dermawan ini, namun di sisi lain mereka akan jatuh ke dalam jurang terlalu nyaman mendapat bantuan hingga tak mau lagi bekerja dan berusaha.
***