Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Memiliki rumah yang sejuk dan tak terasa panas adalah impian banyak orang, termasuk saya sendiri.
Rumah yang saya tempati sejak tahun 2021 lalu ini memang sudah cukup untuk menjadi tempat berlindung dari panas dan hujan.
Namun, terkadang saat musim panas tiba, rumah yang saya tempati jadi terasa panas dan ini tentu membuat saya dan keluarga sedikit tak nyaman.
Selaku pemilik rumah saya memahami ada beberapa kondisi yang membuat rumah saya kerap terasa panas saat musim panas datang.
Dengan memahami kondisi bangunan rumah, saya juga telah memikirkan beberapa kiat untuk menyiasati rumah agar tidak terasa panas dengan melakukan renovasi di beberapa bagian rumah.
Pertama, rumah yang menghadap ke timur atau arah matahari terbit.
Kebetulan rumah yang saya tempati ini menghadap ke arah Timur. Dengan begitu, otomatis membuat sinar matahari dan suhu panasnya masuk menerjang ke seluruh bagian rumah sejak matahari terbit.
Awalnya saya memang sengaja memilih rumah yang menghadap ke Timur. Alasannya sederhana, agar rumah tidak mudah lembab sehingga akan lebih sehat bagi penghuninya.
Ditambah lagi waktu pertama kali mulai menempati rumah ini, Indonesia sedang dilanda pandemi covid-19. Saat itu masyarakat dianjurkan untuk memperoleh paparan sinar matahari yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tak mudah terserang virus.
Akan tetapi, maksud hati ingin menerima asupan sinar matahari dengan memilih rumah yang menghadap ke Timur ini agak keliru. Pasalnya, masuknya sinar matahari yang berlebih beserta panasnya ke dalam rumah akhirnya malah membuat rumah jadi terasa panas.
Kedua, atap rumah yang cenderung landai alias tidak terlalu tinggi.
Rumah yang saya tempati ini memiliki atap yang tidak terlalu tinggi alias landai.
Dengan rumah yang menghadap ke Timur dan atap rumah yang tak terlalu tinggi ini lah yang akhirnya membuat rumah saya jadi mudah terasa panas.
Memang rumah yang saya tempat ini adalah rumah yang dibangun oleh pengembang perumahan dengan kondisi rumah yang sama dan seragam satu sama lain.
Pertimbangan memilih rumah ini adalah yang penting bisa memiliki rumah terlebih dahulu. Baru jika kemudian ada bagian rumah yang perlu direnovasi atau diperbaiki, maka akan disesuaikan dengan kondisi budget.
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa ternyata calon pemilik rumah mesti benar-benar memperhatikan bentuk dan bagian seisi rumah termasuk tinggi-rendahnya atap rumah.
Ketiga, plafon kurang tinggi dan bahannya kurang mampu menyerap panas.
Rumah yang saya tempati memiliki plafon yang masih terbuat dari tripleks dan gypsum di beberapa ruangan.
Dengan plafon rumah yang masih terbuat dari tripleks yang notabene adalah penghantar panas menjadikan rumah terasa panas.
Akibatnya pada siang hari, rumah terasa seperti sauna dan harus menyalakan kipas angin untuk melawan rasa panas tersebut.
Keempat, bagian depan rumah tanpa double-skin facade.
Rumah saya yang menghadap Timur ini tidak memiliki fasad ganda atau double-skin facade.
Fasad ganda ini bisa dengan menambahkan kaca, tembok dari batuan alam, tritisan, atau dengan menanam pohon dan menambah tirai bambu.
Fasad ganda ini berfungsi untuk menjadi penghalang sinar matahari yang masuk ke dalam rumah secara langsung.
Rencana membuat fasad ganda di rumah memang sudah ada, namun lagi-lagi kendalanya adalah soal budget atau anggaran dana yang belum memadai.
Kelima, ruang laundry beratap transparan.
Ruangan laundry yang terdapat dalam rumah menggunakan atap transparan. Tujuannya agar ruangan yang digunakan untuk mencuci pakaian agar lebih hangat dan tidak lembab.
Akan tetapi, penggunaan atap transparan di ruangan ini ternyata malah mengakibatkan ruangan menjadi sangat panas karena sinar matahari yang masuk melewati atap transparan menyebar hingga ke ruangan lain.
Dengan kondisi rumah yang saya tempati ini, ada beberapa siasat yang saya lakukan demi membuat rumah tak lagi terasa panas.
Pertama, memasang kanopi sebagai penangkal suhu panas matahari di siang hari.
Keberadaan kanopi jelas sangat bermanfaat untuk melindungi teras dan bagian depan rumah dari paparan sinar matahari langsung sepanjang hari.
Selain untuk menghalau panas, kanopi juga berguna saat hujan datang, sehingga air hujan yang turun akan terhalang oleh kanopi dan membuat bagian depan rumah tidak terlalu basah.
Kedua, menanam pohon pelindung atau vegetasi depan rumah.
Pohon yang ditanam di depan rumah bisa menjadi pelindung alami rumah dari sinar matahari yang masuk.
Beberapa pohon yang bisa ditanam di depan rumah agar rumah terasa lebih sejuk adalah pohon mangga, kelengkeng, matoa, jambu air, pohon kersen, dan lain sebagainya.
Ketiga, sistem distribusi perabotan/peralatan pada sebuah ruangan.
Sebagai pemilik rumah, kita juga perlu memperhatikan jumlah perabotan dengan ukuran ruangan yang terdapat dalam rumah.
Bila jumlah perabotan dalam ruangan tidak diatur dengan baik maka bisa menyebabkan ruangan menjadi terasa sumpek, gerah, dan cenderung berhawa panas karena sirkulasi suhu panas diserap oleh lapisan bahan pada peralatan tersebut.
Bahkan, jika memungkinkan sebaiknya perabotan dan peralatan rumah tangga bisa didistribusikan secara merata ke semua ruangan yang ada dalam rumah agar tak menumpuk di satu ruangan.
Keempat, membuka jendela.
Membuka jendela secara berkala bisa menjadi salah satu cara efektif untuk membuat sirkulasi udara dalam rumah berjalan dengan baik.
Akibatnya udara dalam rumah bisa selalu berganti dan tak terperangkap dalam rumah dan membuat rumah jadi tak terasa panas.
Apalagi jika cuaca di luar sedang mendung, membuka jendela bisa memberikan jalur untuk udara sejuk masuk ke dalam rumah. Akhirnya rumah akan jadi lebih sejuk bahkan tanpa menyalakan AC.
Kelima, membuat taman di belakang rumah.
Hunian tempat tinggal berbasis perumahan sudah memiliki standar luas tanah dan bangunan yang dibangun seragam oleh developer. ukuran tanah masing-masing unit rumah berbasis sistem kavling.
Biasanya para penghuni hinian di perumahan yang seragam ini akan memanfaatkan sisa lahan kosong dengan maksimal, misalnya membuat dapur atau bahkan taman.
Dengan menjadikan lahan kosong di rumah menjadi taman yang bisa ditanami berbagai jenis tanaman, maka hal ini akan menjadi salah satu solusi membuat rumah menjadi lebih sejuk dan tak terasa panas.
Salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia dalam memilih rumah adalah beberapa wilayah Indonesia diklaim lebih panas dibandingkan wilayah lainnya.
Dengan kondisi ini masyarakat yang hendak membantun atau membeli rumah di wilayah yang dinilai panas tersebut hatus memperhatikan betul terkait kondisi bangunan, seperti misalnya kondisi fasad dan lain sebagainya.
Memperhatikan kondisi bangunan dan merencanakan pembangunan rumah dengan matang akan membuat calon penghuni bisa menyiasati panasnya cuaca di Indoensia dan membuat rumah tetap sejuk serta nyaman ditempati oleh keluarga.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kiat Akali Rumah Biar Gak Panas ala Warga Perumahan"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.