Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Veronika Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Veronika Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

ChatGPT, Akankah Membawa Kemudahan atau Ancaman?

Kompas.com - 23/02/2023, 17:35 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mungkin hal-hal seperti ini tidak perlu terjadi jika ChatGPT dapat membantu memberikan solusi dalam waktu cepat, tanpa membuat pasien menunggu. Tentu hal ini sangat membantu. Jauh lebih baik daripada membuka buku dihadapan pasien, dan membuat pasien menunggu dokter menemukan jenis obat yang cocok.

Namun bukan berarti, pada akhirnya skill dokter tidak diperlukan. Mesin mungkin dapat menentukan obat-obatan yang harus diberikan kepada pasien setelah diberitahu (input) mengenai gejala-gejala suatu penyakit, dan berdasarkan logika yang sudah ditanam, maka pasien harus diberi obat A dengan dosis sekian.

Kenyataannya, dokter manusia lebih mengerti kondisi pasiennya karena dialah yang berinteraksi langsung dengan pasien. Dokter yang dapat mengambil keputusan apakah dosis obat diberikan sesuai teori atau sesuai kondisi pasien.

Contoh lain, mahasiswa bikin makalah tinggal bertanya lewat ChatGPT? Ya bagus dong. Biaya lebih murah, waktu lebih cepat. Tetapi tentunya harus bertanggung jawab juga ketika diuji tentang pengertian mereka terhadap makalah tersebut.

Jika tidak bisa menjawab, sebagus apapun makalahnya mana bisa lulus. Ada bagusnya juga jika mereka ditantang untuk mengimplementasikan teori yang mereka paparkan dalam makalah di metaverse.

Tujuannya untuk meyakinkan diri bahwa mahasiswa akan dapat mengimplementasikannya dengan baik di dunia nyata kelak. Jadi pada akhirnya, sudah tidak perlu lagi memusingkan apakah makalah dibuat dengan menggunakan ChatGPT atau teknologi sejenis, atau dibuatkan orang lain, dan seterusnya

Sama saja dengan ujian open book. Boleh buka buku ketika ujian berlangsung, karena ujiannya bukan hafalan.

Saat ini, mungkin dunia belum siap menghadapi fenomena penggunaan chatGPT. Dikabarkan universitas di Perancis melarang mahasiswanya untuk menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas.

Mungkin saat ini ChatGPT masih kaku, jadi terlihat sekali kalau hasil generate mesin dan mungkin hasilnya belum terlalu benar. Tetapi pada akhirnya saya rasa penggunaan ChatGPT tidak akan dapat dibendung. Apalagi kalau selamanya gratis dan hasilnya makin bagus. Saat ini, mungkin hasilnya masih dianggap selevel hasil kerja google translate yang kurang baik untuk menerjemahkan kalimat.

ChatGPT, sebaiknya hanya dijadikan sebagai alat bantu, sebagus apapun pengembanganya nanti.

Betul, bahwa dia dapat menghasilkan "sesuatu" dari hasil interaksi dengan manusia. Jika dia tidak punya jawaban atas pertanyaan kita, dia akan balik bertanya, pertanyaan yang mengarahkan.

Semoga ChatGPT dapat terus diupgrade agar mendekati kebutuhan kita, sehingga kita punya waktu meningkatkan diri.

Kita tidak belajar dari mesin atau robot pintar, tetapi kita dapat menjadikan mesin atau robot itu sebagai asisten atau alat bantu untuk mempermudah hidup. Mesin dibuat oleh manusia, jadi seharusnya kita tidak belajar "lagi" pada mesin (teknologi).

Jadikanlah teknologi sebagai alat bantu dalam hidup. Let's welcome this "new" technology, walau dasar ilmunya gak baru-baru banget juga, tetapi idenya, menurut saya, cukup brilian.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "ChatGPT sebagai Model Referensi Terbaru?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau