Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Bagi pasangan yang telah menikah, kehadiran buah hati merupakan hal yang didambakan. Oleh karena itu, agar kehamilan terjadi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu merencanakan program hamil secara matang.
Adapun beberapa metode yang dapat dilakukan agar program kehamilan berjalan lancar, seperti inseminasi buatan, bayi tabung, maupun intracytoplasmic sperm injection.
Berbicara mengenai program hamil, saya pernah menjalaninya dengan metode ovulasi billings setelah anak pertama lahir.
Metode ovulasi billings merupakan metode KB alami dengan memperhatikan perubahan lendir serviks.
Dalam metode ovulasi billings, perempuan harus telaten dan memahami perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di vulva (banyaknya cairan) selama siklus menstruasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui masa subur dan waktu fertilitas maksimal.
Menjelang ovulasi atau peristiwa lepasnya sel telur dari indung telur, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina pada saat berdiri atau berjalan.
Sebagai perempuan, kita perlu mengamati perubahan pada vulva (bagian yang merasakan lendir) sepanjang hari atau melihatnya pada waktu tertentu, kemudian dengan rutin mencatatnya untuk mengetahui pola subur atau pola tidak subur.
Lantas, apa itu pola subur dan pola tidak subur?
Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan pola tidak subur adalah pola yang tidak berubah. Pola-pola ini mengikuti pola hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan pembuahan.
Penelitian pola ini akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Menghitung Masa Subur dengan Tabel Pencatatan
Saya masih merasa awam dalam hal ini, namun saya menjelaskan sesuai dengan yang saya lakukan.
Dengan acuan catatan berdasarkan hal yang saya rasakan, saya dan pasangan sepakat tidak melakukan kontak intim ketika vulva terasa basah dan licin jika berencana menunda kehamilan. Pada masa ini dapat dipastikan sel telur bisa dibuahi sperma.
Kita dapat melakukan hubungan intim ketika masa kering, atau jika vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama sekali setiap hari. Atau jika terasa ada lendir namun lengket dan kental, ini juga tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Untuk mempermudah, saat itu saya menggunakan tabel pencatatan di buku. Hal ini sangat perlu untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat. Saya mencatat setiap hari hasil-hasil pengamatan saya pada sensasi yang dirasakan oleh vulva.