Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ade Candra
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Ade Candra adalah seorang yang berprofesi sebagai Insinyur. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ini 7 Alasan Mengapa KUR Pertanian Tidak Terlalu Diminati Petani

Kompas.com - 12/03/2023, 09:32 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kedua, pinjaman plus bunga KUR Harus dibayar setiap bulan. Padahal modal yang dipinjam sudah habis digunakan baik untuk konsumtif maupun untuk modal budidaya.

Ketiga, uang hasil pembiayaan KUR tidak sepenuhnya digunakan untuk budidaya, acap kali digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya, sehingga target pembiayaan KUR untuk biaya usaha tani tidak tercapai. Akibatnya produksi yang sudah direncanakan juga tidak sesuai harapan.

Keempat, petani kesulitan mencari akses pemasaran. Sementara jika berhubungan dengan tengkulak, soal pemasaran hasil panen sudah terjamin. Kondisi ini akan sangat terlihat di daerah-daerah terpencil dengan akses jalan yang sulit dan rusak.

Dengan kondisi yang demikian, petani akan kesulitan membawa hasil panen ke kota untuk menjualnya. Jadi di sinilah terlihat peran toke atau tengkulak “memperdaya” petani dengan menyediakan transportasi dengan konsekuensi tertentu yang ditanggung petani.

Kelima, jangka waktu angsuran atau pengembalian KUR cukup lama sehingga terasa sangat memberatkan.

Keenam, lokasi petani berada di daerah terpencil sehingga akses informasi tentang kredit KUR pun masih minim.

Ketujuh, sebagian besar petani sudah mendapatkan pinjaman melalui kredit umum atau reguler, sedangkan KUR yang dipersyaratkan Pemerintah adalah tidak atau belum pernah meminjam ke bank yang telah ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan KUR. Suatu dilema memang!

Ketujuh faktor ini tidak bisa dimungkiri menjadi penyebab KUR tani Tidak diminati petani di beberapa daerah.

Padahal di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Pertanian seperti dilansir kompas.com, telah berhasil meningkatkan serapan kredit KUR pertanian hingga menembus angka Rp39,337 triliun lebih.

Jumlah tersebut memang masih jauh dari alokasi anggaran yang berjumlah Rp90 triliun per bulan Mei 2022. Akan tetapi, dengan berbagai fasilitas yang dilakukan pemerintah, kerja nyata petugas di lapangan, serta dukungan akses mudah dari lembaga perbankan mungkin bisa meningkatkan serapa KUR tani lebih tinggi lagi.

Harapannya, jika jumlah tersebut terpenuhi, maka akan semakin sedikit petani yang bergantung pada toke atau tengkulak, bahkan semoga tak akan ada lagi petani yang terlibat dengan para toke atau tengkulak ini.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tujuh Alasan Mengapa KUR Tani Tidak Diminati Petani"

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pentingnya Moderasi agar Gentrifikasi Tak Menimbulkan Ketimpangan

Pentingnya Moderasi agar Gentrifikasi Tak Menimbulkan Ketimpangan

Kata Netizen
Yang Mesti Dilakukan Saat Dijadikan Kontak Darurat Pinjol Tanpa Izin

Yang Mesti Dilakukan Saat Dijadikan Kontak Darurat Pinjol Tanpa Izin

Kata Netizen
El Nino & Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan di Indonesia

El Nino & Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan di Indonesia

Kata Netizen
Live Shopping, Racun Pembunuh Bisnis Retail Offline

Live Shopping, Racun Pembunuh Bisnis Retail Offline

Kata Netizen
Upaya Konkret untuk Memperbaiki Kualitas Udara di Indonesia

Upaya Konkret untuk Memperbaiki Kualitas Udara di Indonesia

Kata Netizen
Ancaman 'Setan Kredit' di Balik Wacana Single Salary ASN

Ancaman "Setan Kredit" di Balik Wacana Single Salary ASN

Kata Netizen
Kenali Ciri Obat Ilegal atau Palsu dan Cara Menghindarinya

Kenali Ciri Obat Ilegal atau Palsu dan Cara Menghindarinya

Kata Netizen
Efek Domino Fenomena El Nino, Bagaimana Mengantisipasinya?

Efek Domino Fenomena El Nino, Bagaimana Mengantisipasinya?

Kata Netizen
5 Hal Gaya Hidup Frugal Living di Kota Medan

5 Hal Gaya Hidup Frugal Living di Kota Medan

Kata Netizen
Serangan Siber, Akankah Mengancam Kedaulatan Bangsa?

Serangan Siber, Akankah Mengancam Kedaulatan Bangsa?

Kata Netizen
Bersiap Menghadapi Puncak Musim Kemarau

Bersiap Menghadapi Puncak Musim Kemarau

Kata Netizen
Antara Murid Nakal dan Razia Rambut di Sekolah

Antara Murid Nakal dan Razia Rambut di Sekolah

Kata Netizen
Kaitan antara Status BI Checking dan Peluang Kerja

Kaitan antara Status BI Checking dan Peluang Kerja

Kata Netizen
Nihilnya Isu Lingkungan dalam Baliho-baliho Politik

Nihilnya Isu Lingkungan dalam Baliho-baliho Politik

Kata Netizen
Kenali 5 Prinsip Investasi Saham

Kenali 5 Prinsip Investasi Saham

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com