Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisno
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Wisno adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Membuat Septic Tank Resapan, Solusi Anti Mampet dan Anti Penuh

Kompas.com, 12 April 2023, 10:36 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Unsur air dari limbah yang keluar dari toilet jauh lebih besar dibandingkan dengan partikel padatan. Bahkan apabila dibuat dengan desain yang benar dan dijaga dengan baik.

Maka di dalam septic tank ini akan berlangsung proses penguraian kotoran dan tinja sehingga praktis septic tank ini bisa beroperasi dalam waktu yang lama dan tidak membutuhkan proses pengurasan atau penyedotan.

Meski begitu, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan septic tank resapan ini agar bisa mendapatkan manfaat maksimal.

  • Pastikan Lokasi Septic Tank Bebas Genangan Air

Septic tank terbuka didesain agar air dari dalam tanki keluar dan meresap ke dalam tanah. Jika septic tank ini ditempatkan di tempat air menggenang, maka air dari dalam septic tank tidak bisa turun dan meresap dalam tanah.

Justru sebaliknya, air tanah akan masuk ke dalam dan memenuhi septic tank sehingga septic tank tidak dapat berfungsi dengan baik.

Jadi, sebelum membuat septic tank jenis ini, pastikan dengan cara memeriksa dan lihat kondisi air tanah di lokasi tersebut, pertimbangkan pula kondisi tanah ketika hujan.

Bila air tanah memang dangkal atau ada risiko air menggenang, maka buatlah bak dengan dinding yang tinggi. Ketinggian dari dinding bak mesti lebih tinggi dari genangan air yang mungkin terjadi di lokasi tersebut.

  • Pastikan Toilet Lebih Tinggi dari Septic Tank

Memastikan toilet lebih tinggi dari septic tank merupakan hal dasar yang harus diketahui dan dipenuhi.

Sebab, semua air dan kotoran perlu dialirkan dari toilet ke septic tank. Maka dari itu toilet harus dibangun dengan posisi yang lebih tinggi daripada septic tank.

Semua orang pasti sudah tahu tentang prinsip ini, dan pasti pada saat membangun instalasi toilet dan septic tank sudah menerapkan prinsip ini.

Hal yang sering dilupakan adalah kemungkinan terjadi genangan air di lokasi septic tank akibat peresapan yang berkurang atau bahkan meningginya air tanah akibat perubahan situasi di dekat rumah.

Oleh sebab itu agar lebih aman, disarankan membuat toilet dengan menambah ketinggian untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan situasi di lokasi septic tank.

  • Jauhkan Septic Tank dari Lokasi Sumur Resapan

Septic tank resapan ini akan membiarkan air dari dalam tank akan meresap dan menyebar ke tanah di sekitarnya. Air dari septic tank adalah air kotor atau limbah yang kemungkinan mengandung bakteri-bakteri atau kotoran-kotoran yang bisa mencemari air di dekatnya.

Sementara sumur resapan adalah sarana dari rumah yang berfungsi untuk menyediakan air bersih. Oleh karena itu sumur resapan mesti dijauhkan dari lokasi septic tank. Jarak minimal antara sumur resapan dengan septic adalah 10 meter.

Dengan jarak 10 meter atau lebih, maka air yang meresap dari septic tank sudah tersaring dengan baik dan sudah bebas dari kuman, bakteri atau kotoran-kotoran dari septic tank.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Kata Netizen
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Kata Netizen
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Kata Netizen
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Kata Netizen
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Kata Netizen
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Kata Netizen
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Kata Netizen
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Kata Netizen
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Kata Netizen
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Kata Netizen
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Kata Netizen
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Kata Netizen
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Kata Netizen
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Kata Netizen
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau