Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gregorius Nafanu
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Gregorius Nafanu adalah seorang yang berprofesi sebagai Petani. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Tips Perbanyak Tanaman Menggunakan Teknik Stek Batang

Kompas.com - 22/04/2023, 16:07 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pada dasarnya, sebuah tanaman dapat dikembangbiakkan atau diperbanyak dengan dua cara, yakni generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual).

Cara generatif berarti tanaman dikembangbiakkan menggunakan biji atau benih, sementara cara vegetatif menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman induk.

Beberapa cara memperbanyak tanaman menggunakan cara vegetatif adalah dengan teknik stek, cangkok, sambung pucuk, dan tempel samipng.

Namun, dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas salah satunya, yakni teknik stek. Pada dasarnya, teknik stek dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman induk seperti batang, daun, dan akar tanaman. Hasil potongan ini kemudian dikembangkan menjadi tanaman baru.

Stek dan cangkok merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang tidak ada perbaikan sifat atau menggabungkan sifat. Sedangkan contoh perbanyakan dengan memperbaiki sifat adalah pada sambung pucuk atau tempel samping.

Umumnya, dalam ilmu pertanian tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan teknik stek batang dikelompokkan menjadi 4 bagian.

Kelompok pertama adalah tanaman berkayu keras atau hardwood. Kelompok kedua, tanaman yang termasuk dalam kategori berkayu setengah keras (semi hardwood). Ketiga, tanaman berkayu lunak atau softwood. Keempat, tanaman rempah-herbal atau herbaceous.

Kelebihan dan Kekurangan Memperbanyak Tanaman dengan Stek

Selalu ada kelebihan maupun kekurangan setiap memperbanyak tanaman baik itu dengan cara generatif maupun vegetatif.

Namun, dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan tersebut, kita jadi dapat meningkatkan kualitas hidup tanaman serta mengoptimalkan hasil panen dari tanaman kita.

Memperbanyak tanaman menggunakan teknik stek batang sebenarnya sudah lama dilakukan. Terutama pada jenis tanaman yang mudah dikembangkan hanya dengan memotong bagian tanaman, ditancapkan ke tanah lalu tanaman baru akan tumbuh dan berkembang.

Salah satu tanaman yang sering diperbanyak menggunakan teknik stek batang oleh para petani adalah singkong. Sementara bagi ibu-ibu di rumah biasanya menggunakan teknik stek batang pada tanaman mawar, melati, aster, lavender, krisan, kamboja, asoka, dan tanaman lainnya.

Sebelum menggunakan teknik stek batang untuk memperbanyak tanaman, kenali dulu kelebihan dan kelemahannya berikut ini.

Kelebihan:

  • Dapat dilakukan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
  • Mempertahankan sifat asli tanaman induk yang diturunkan ke generasi berikutnya
  • Masa juvenil alias masa muda yang lebih pendek
  • Persediaan bibit cepat diperoleh

Kekurangan:

  • Infeksi sistemik virus menjalar ke seluruh bagian tanaman, termasuk warisan dari tanaman induk
  • Tidak seperti biji, kita memerlukan tempat yang lebih luas, terutama di persemaian
  • Pada beberapa tanaman, perbanyakan dengan cara stek batang kurang praktis dan gagal
  • Tanaman tidak memiliki akar tunjang sehingga mudah roboh diterpa angin

Teknik Sederhana Menyetek Tanaman

Untuk mengaplikasikan teknik stek pada tanaman, ternyata memerlukan tahapan dan langkah-langkah yang bisa dibilang cukup sederhana.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Kata Netizen
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kata Netizen
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Kata Netizen
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Kata Netizen
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Kata Netizen
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Kata Netizen
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Kata Netizen
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Kata Netizen
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Kata Netizen
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Kata Netizen
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
Kata Netizen
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Kata Netizen
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Kata Netizen
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Kata Netizen
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau