Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yunita Kristanti Nur Indarsih adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pentingnya Komunitas bagi Orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 16/05/2023, 17:12 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebelumnya tidak pernah terpikirkan bagi saya untuk memberikan wadah bagi orangtua, keluarga, serta kerebat yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus.

Parents Supporting Group (PSG) menjadi sebuah mekanisme berharga bagi orangtua untuk tetap memperoleh “kewarasan” pada situasi-situasi yang tidak mudah dalam menjaga, merawat, serta mendampingi putra-putri mereka.

Dalam hal memberikan pendampingan, yang selalu menjadi fokus utama adalah anak, dalam hal ini anak berkebutuhan khusus.

Sebab, terkadang kita sebagai praktisi pendampingan anak berkebutuhan khusus cenderung menjadi abai atau lupa bahwa orangtua juga butuh dikuatkan dalam menjalani hari-hari mereka.

Para orangtua tersebut bahkan tidak jarang bercerita bahwa mereka kerap mendapat perundungan (bullying) terkait keberadaan putra dan putri mereka.

Akibatnya, kebanyakan dari mereka mengambil solusi untuk menarik diri agar bisa “sehat” mental. Namun demikian tentu ini bukan hal yang baik (menyangkut tumbuh kembang) putra-putri mereka.

Bagi mereka melepaskan rasa malu dan seakan terbebani memiliki anak berkebutuhan khusus ini tentu tidaklah mudah. Apalagi kebanyakan dari mereka hidup di dalam masyarakat yang heterogen terhadap sikap penerimaan pada anak-anak “spesial” mereka.

Jadi bayangkan betapa sulitnya mereka jika masyarakat di sekitar mereka belum memiliki kesadaran yang sama dalam menerima kenyataan hidup berdampingan dengan individu berkebutuhan khusus.

Maka dari itu, para orangtua tersebut sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang lain.

Bisa dibayangkan jika masyarakat sekitar belum memiliki kesadaran yang sama dalam menerima kenyataan hidup berdampingan dengan individu berkebutuhan khusus. Yang jelas, mereka membutuhkan dukungan keluarga dan orang lain juga.

Selain itu ada beberapa orangtua yang bercerita bahwa mereka tak dapat dukungan dari pasangannya atau anggota keluarganya yang lain, sehingga mereka terpaksa menjadi “orangtua tunggal” bagi anaknya. Itu pilihan yang menjadi keharusan, tidak bisa lagi ditawar.

Mekanisme melepaskan emosi-emosi negatif dengan berbagai hal yang mendukung kesehatan mental mereka menjadi amat penting ketika mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Maka dari itu, tujuan diberikannya wadah bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus tak lain adalah untuk mendengarkan mereka saat bercerita serta menemani mereka saat membutuhkan kawan untuk berbagi rasa mengenai situasi-situasi sulit dalam merawat anak-anak mereka.

Dengan adanya komunitas, itu akan menjadi sarana rekreatif yang sungguh membangun kesehatan mental mereka. Hal paling penting adalah memberikan mereka dukungan.

Hadir bagi mereka dan ada di sisi mereka menjadi kekuatan besar untuk menghadapi tiap sesi perjuangan bersama anak-anak mereka.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Kata Netizen
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kata Netizen
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Kata Netizen
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Kata Netizen
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Kata Netizen
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Kata Netizen
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Kata Netizen
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Kata Netizen
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Kata Netizen
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Kata Netizen
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
Kata Netizen
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Kata Netizen
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Kata Netizen
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Kata Netizen
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau