Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Seperti yang sudah banyak diberitakan, wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang terdampak banjir mencakup 13 kecamatan, termasuk Kecamatan Mijen dan Kecamatan Bonang.
Banjir yang disebabkan oleh meluapnya genangan air dari Kecamatan Karanganyar hingga ke Kecamatan Mijen. Akibat banjir ini, sejumlah lahan pertanian milik warga juga ikut terendam.
Menurut Kabid Kebencanaan BPBD Jawa Tengah, Muhammad Chomsul. pada Selasa (26/3/2024), jumlah pengungsi kini tinggal 9.130 orang. Jumlah tersebut telah turun dibanding sepekan sebelumnya, yakni pada Minggu (17/3/2024) yang mencapai 25.000. Para pengungsi ini tersebar di 61 lokasi pengungsian.
Pihak Kabid Kebencanaan BPBD Jateng sampai saat ini juga terus berupaya menangani musibah ini, salah satunya dengan melakukan penebalan tanggul Sungai Wulan untuk menampung isian jumbo bag.
Beberapa hari sebelumnya, pihak BPBD Jateng juga sudah melakukan pemompaan air di beberapa wilayah yang terdampak dengan melibatkan bantuan dari BPBD Kota Pekalongan, BPBD Kabupaten Jepara, dan BPBD Kabupaten Pemalang. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi tingkat genangan air dan membantu mengatasi dampak banjir yang terjadi.
Pada hari Jumat (22/3/2024), Presiden Joko Widodo juga melakukan kunjungan ke Demak, Jawa Tengah untuk meninjau langsung lokasi terdampak banjir.
Kunjungan Jokowi tersebut, menurut Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana ingin memastikan bahwa perbaikan tanggul yang jebol tertangani dengan baik.
Selain itu, Jokowi yang didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto dan Bupati Demak Eisti'anah, juga mengunjungi pos pengungsian di SMK Ganesha, Kecamatan Gajah dan Wisma Halim di Kecamatan Wonosalam.
Dalam kunjungan tersebut, ia tak lupa untuk menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin antara banyak instansi dalam upaya penanganan darurat banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak.
Zaman dahulu, wilayah Jawa Tengah memiliki pulau, yakni Pulau Muria. Di pulau ini terdapat satu gunung yang menjadi ciri khas unik, yakni Gunung Muria.
Pada bagian selatan pulau terdapat kawasan perbukitan yang dikenal dengan Patiayam yang terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Muria di masa lampau.
Di kawasan perbukitan ini juga ditemukan berbagai fosil penting, seperti kerbau purba, banteng, keluarga rusa, babi hutan, gajah, dan fosil-fosil moluska.
Pulau Muria juga dulunya merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan wilayah pesisir utara Jawa, yang di dalamnya terdapat Kota Kabupaten Jepara, Kudus, dan Pati.
Pulau ini dipisahkan oleh selat yang dikenal dengan Selat Muria. Wilayah Selat Muria ini dahulu berfungsi sebagai jalur perdagangan yang cukup sibuk.
Selat Muria merupakan daerah perdagangan yang vital, dengan pelabuhan-pelabuhan yang ramai serta berbagai komoditas perdagangan seperti kain tradisional, garam, terasi, dan beras yang diperdagangkan. Selain itu, industri galangan kapal juga berkembang di kawasan ini, menghasilkan kapal-kapal jukung Jawa yang terkenal.