Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Listhia H. Rahman
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Listhia H. Rahman adalah seorang yang berprofesi sebagai Ahli Gizi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Waspada Soal Perut Buncit dengan Memodifikasi Gaya Hidup

Kompas.com - 27/06/2024, 18:25 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Benarkah tanda seorang bahagia bisa dilihat dari perutnya yang membuncit? Itu memang karena bahagia atau ada beda gaya hidup antara dulu dan sekarang?

Coba saja ukur, mungkin saja itu termasuk obesitas. Karena untuk mengukur obesitas tidak hanya dengan berat badan.

Ada yang dinamakan obesitas sentral. Jadi, ini merupakan obesitas yang terjadi di bagian sentral atau perut.

Singkatnya adalah penumpukan lemak di sekitar perut yang dapat diukur melalui lingkar perut atau bahasa sederhananya adalah perut buncit.

Perihal obesitas sentral ini menarik untuk dibahas karena Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 telah merilis obesitas sentral yang merupakan faktor risiko terjadinya PTM (Penyakit Tidak Menular).

Seseorang dikatakan obesitas sentral melalui pengukuran lingkat perut, dengan batasan untuk perempuan >80cm dan laki-laki >90cm.

Kalau melihat kembali data SKI 2023 tadi diketahui bahwa prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur >= 15 tahun adalah 36,8% atau dapat dikatakan bahwa dari 10 orang, 4 orang masuk dalam kategori obesitas sentral.

Sedangkan menurut jenis kelamin, diketahui prevalensi obesitas perempuan di Indonesia berada pada angka 54,1% atau 6 dari 10 perempuan masuk kategori obesitas sentral dan laki-laki pada angka 19,7 atau 2 dari 10 laki-laki masuk kategori obesitas sentral.

Karakteristik Obesitas Sentral

Setelah diteliti lebih lanjut ditemukan karakteristik dari obesitas sentral, data menunjukan: perempuan (54,1), usia 45-54 (48,0), pendidikan tamatan D1/D2/D3/PT (47,4), tidak bekerja (51%) dan PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD (49,5), tempat tinggal di perkotaan (40,5), dengan status ekonomi teratas (45,6).

Bahaya Mengintai Obesitas Sentral

Semua yang berlebihan akan menjadi tidak baik, begitupula lemak yang berlebihan atau obesitas. Apalagi posisinya yang berada di perut yang makin tidak baik-baik saja.

Lemak pada bagian ini cenderung aktif secara metabolik, dampaknya adalah produksi hormon nafsu makan yang menjadi terganggu dan meningkatkan hormon stress/kortisol.

Lingkar pinggang/perut diketahui menjadi prediktor pada kejadian dislipidemia, hipertensi, dan sindrom metabolik.

Oleh karena itu mengetahui lingkar perut bisa menjadi penentu seseorang berisiko mengalami penyakit tidak menular.

Lalu harus apa ketika sudah mengalami obesitas sentral?

Modifikasi gaya hidup atau lakukan perubahan mulai dari pola makan yang seimbang, kurangi lemak trans, dan jangan mager atau luangkan waktu untuk berolahraga.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Melihat Data Perut Buncit di Indonesia, Gak Bahaya Ta?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau