Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Friska Indah Mauludiba
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Friska Indah Mauludiba adalah seorang yang berprofesi sebagai Mahasiswa. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengapa Ipar Bisa Membawa Petaka Rumah Tangga?

Kompas.com - 27/06/2024, 23:56 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Perselingkuhan jadi topik yang ramai diperbincangkan di media social saat ini. Setiap hari, sepertinya ada saja kasus baru yang terungkap soal perselingkuhan.

Apalagi saat kisah hubungan perselingkuhan dengan ipar diangkat ke layer lebar: Ipar adalah Maut.

Terlepas dari bagaimana film itu mengisahkan kisah perselingkuhan nyatanya itu bisa mencerminkan pengalaman banyak orang tentang betapa rumitnya hubungan dengan ipar.

Namun, apakah benar bahwa hubungan dengan ipar selalu negatif? Apakah ada cara untuk memperbaiki hubungan dengan mereka?

Kompleksitas Hubungan Ipar

Hbungan dengan ipar tidak selalu mudah. Ipar sebagai bagian dari keluarga yang diperoleh melalui pernikahan, hubungan ini seringkali terbentuk di luar pilihan kita sendiri.

Berbeda dengan hubungan dengan saudara kandung, hubungan dengan ipar seringkali membutuhkan usaha ekstra untuk membangun kedekatan dan kepercayaan.

Selain itu, ketika ada konflik antara pasangan, ipar seringkali menjadi pihak yang terlibat secara tidak langsung, yang dapat memperumit situasi lebih lanjut.

Mitos dan Realitas

Persepsi negatif tentang ipar berasal dari mitos hinnga stereotip yang terbentuk kalau selalu iri atau mempermalukan dapat mempengaruhi cara kita memandang dan berinteraksi dengan mereka.

Akan tetapi, bisa saja itu merupakan pengalaman individu yang unik antara satu orang dengan lainnya. Jadi kita tidak bisa menggeneralisir semua ipar sebagai sumber masalah.

Namun, penting untuk tidak membiarkan pengalaman individu mempengaruhi pandangan kita secara umum.

Membangun Hubungan yang Baik

Meskipun hubungan dengan ipar seringkali rumit, ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk memperbaiki hubungan tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.

Kunci utama dalam menjalin hubungan yang baik dengan ipar adalah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan jujur.

Setelah itu, hargai perbedaan. Alih-alih mencoba untuk mengubah mereka menjadi versi dari diri kita sendiri, kita harus belajar untuk menerima dan menghormati perbedaan tersebut.

Meskipun hubungan dengan ipar sering kali dianggap sebagai sumber petaka, kita sebenarnya memiliki kendali atas bagaimana hubungan tersebut berkembang.

Membangun komunikasi yang baik, menghargai perbedaan, dan berusaha memahami satu sama lain, kita dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan ipar.

Jadi, bukan lagi hubungan karena ipar yang menjadi petaka dalam rumah tangga, tetapi saling menjaga agar jadi sebuah keluarga besar yang bahagia.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ipar Membawa Petaka? Begini Cara Menjalin Hubungan Baik Dengannya"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Kata Netizen
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau