Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ada kabar kurang mengenakan ketika tahun ajaran baru saja dimulai, yakni pemutusan kontrak atau "cleansing" terhadap guru honorer.
Kabar ini mencuat di media sosial karena cerita guru honorer yang mengaku dipecat secara tiba-tiba meskipun telah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
Biar bagaimanapun juga guru honorer merupakan tulang punggung pendidikan di berbagai daerah Indonesia. Kehadiran mereka utamanya mengisi sekolah yang kekurangan tenaga pengajar tetap.
Guru honorer mengisi kekosongan tenaga pendidik meski pada kenyataannya mendapat imbalan yang jauh dari kata layak.
Oleh karena itu, ketika kabar putusan kerja yang terjadi pada guru honorer terjadi telah mengundang reaksi keras dari banyak pihak, tidak hanya netizen dan aktivis pendidikan, tetapi dari masyarakat biasa.
Proses "cleansing" ini menambah panjangnya daftar ketidakpastian yang harus dihadapi oleh guru honorer.
Nasib guru honorer memang seperti topik peembicaraan yang tak kunjung usai.
Satu sisi, ada desakan untuk memberikan status yang lebih jelas dan perlindungan yang lebih baik bagi guru honorer. Sedangkan sisi lainnya terdapat kendala anggaran dan birokrasi yang seringkali menjadi hambatan.
Jadi, ada yang perlu masyarakat pahami bahwa selama ini guru honorer memainkan peran vital dalam sistem pendidikan kita.
Maka, nasib guru honorer tidak boleh diabaikan begitu saja. Pemerintah dan pihak terkait perlu segera mencari solusi yang adil dan manusiawi bagi guru honorer.
Terjadinya "cleansing" ini merupakan cermin dari betapa mendesaknya reformasi sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal perlindungan dan penghargaan terhadap guru (honorer).
Tanpa langkah nyata dan dukungan penuh dari semua pihak, nasib para guru honorer akan terus menjadi polemik yang tak berkesudahan.
Dampaknya tentu akan terasa secara langsung terhadap pendidikan, serta dirasakan oleh generasi penerus bangsa kita.
Peran Penting Guru Honorer dalam Menjaga Kestabilan Proses Pendidikan
Mesti diakui, sekarang ini kebutuhan tenaga pengajar sangat diperlukan seiring bertambahnya siswa baru hingga guru-guru yang pensiun.
Kondisi semacam ini pada akhirnya telah terjadi kekosongan yang mesti segera diisi agar proses belajar mengajar tetap berjalan normal.
Melihat permasalahan yang terjadi demikian, maka peran vital guru honorer praktis yang sangat dibutuhkan.
Memang tidak semua sekolah memiliki kebijakan yang sama dalam menerima guru honorer meskipun sedang mengalami kekurangan guru.
Dampaknya adalah guru jadi mesti mengambil alih tanggung jawab mengajar di kelas-kelas yang tidak memiliki guru tetap.
Menambah jumlah guru honorer sebenarnya bertujuan membantu dalam menjaga kestabilan proses belajar mengajar. Selain itu, kehadiran guru honorer juga dapat memberikan variasi metode pengajaran yang segar dan inovatif, yang bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, baik itu pihak sekolah maupun pemerintah perlu mengakui dan mendukung peran penting guru honorer dalam dunia pendidikan.
Urgensi Memajukan Pendidikan Melalui Reformasi Rekrutmen dan Kesejahteraan Guru
Proses rekrutmen dan regenerasi guru di Indonesia masih diwarnai dengan banyak tantangan.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah konkrit dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini dengan cepat, tepat, dan efisien.
Pertama, memastikan rekrutmen guru berdasarkan kualifikasi dan kompetensi. Hal ini akan menjamin bahwa akan ada guru-guru terbaik yang diterima untuk mendidik generasi masa depan.
Kedua, penting bagi pemerintah untuk memberikan pengakuan yang setara kepada seluruh guru, terlepas dari status kepegawaiannya.
Penggajian yang layak dan tidak diskriminatif antara guru honorer, PNS, atau PPPK akan meningkatkan motivasi dan kesejahteraan guru.
Apabila status sudah diakui oleh negara guru dapat fokus sepenuhnya pada tugas mendidik tanpa khawatir tentang ketidakpastian finansial.
Sangat masuk akal jika kesejahteraan yang terjamin dan status yang jelas, maka guru akan mampu memberikan pengajaran yang maksimal dan berkualitas kepada peserta didik.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Menyoal "Cleansing" Guru Honorer"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.