Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akhlis Purnomo
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akhlis Purnomo adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kompas.com - 31/08/2024, 23:03 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Saat melamar kerja, kita biasanya mengirimkan curriculum vitae/ resume yang isinya data diri lengkap serta portofolio yang isinya rangkuman hasil kerja kita selama ini.

Portofolio ini bisa berupa deretan tugas, proyek atau pekerjaan yang kita bisa selesaikan dan banggakan. Harapannya, hasil kerja ini bisa dijadikan sebagai bukti atas kompetensi dan keterampilan yang kita klaim untuk kuasai.

Selama ini, kebanyakan pelamar kerja (job seekers) dan kaum profesional di Indonesia menggunakan portofolio kerja untuk proses rekrutmen. Namun, sayangnya masih belum banyak yang membuat portofolio karier.

Mungkin, Anda bertanya: "Apa sih bedanya portofolio kerja dan portofolio karier?" Bisa jadi karena selama ini Anda mengenal portofolio cuma soal pekerjaan.

Portofolio Kerja VS Portofolio Karier

Secara sederhana, portofolio kerja adalah sebuah sederet karya atau hasil kerja yang kita sudah lakukan yang tujuannya untuk mendapatkan sebuah posisi pekerjaan. Jenis portofolio inilah yang kita kerap jumpai di dunia kerja sekarang di tanah air.

Katakanlah, kalau Anda seorang pelamar kerja untuk posisi jurnalis, Anda harus sertakan sejumlah tulisan hasil liputan Anda sebelumnya atau tautan menuju laman web yang menjadi tempat Anda menayangkan hasil kerja atau memuat judul buku yang Anda pernah publikasikan sebagai pewarta.

Lalu, portofolio karier adalah sebuah rangkuman karya atau hasil kerja Anda di masa lalu yang Anda pernah kerjakan atau terlibat di dalamnya secara aktif dengan tujuan yang lebih luas daripada sekadar mencari pekerjaan

Mungkin Anda bertanya, memang ada tujuan pembuatan portofolio selain untuk mendapatkan pekerjaan? Tentu ada. 

Bagi Anda yang sudah memiliki pengalaman, bisa jadi Anda tak cuma ingin mendapatkan posisi pekerjaan yang lebih menjanjikan di masa depan, tapi juga bisa juga menjadi 'umpan' untuk mendapatkan peluang kerjasama, endorsement, iklan, kesempatan diundang sebagai pembicara, proyek/ kesempatan kerja lepas, konsultansi, atau kemitraan bisnis, dan sebagainya.

Intinya, portofolio karier tak cuma berisi soal deretan karya dalam bidang profesional Anda tetapi juga lebih luas dari itu.

Lalu apa bedanya isi portofolio kerja dan portofolio karier?

Dalam sebuah portofolio kerja, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, 'cuma' berisi daftar proyek yang sudah berhasil Anda kerjakan.

Proyek-proyek ini harus berkaitan erat dan langsung dengan bidang kerja Anda. Jadi jika Anda wartawan, haruslah isi portofolio kerja adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunia jurnalistik saja.

Namun, portofolio karier jauh lebih luas. Isi dan cakupannya selain proyek-proyek Anda di bidang pekerjaan masa lalu hingga saat ini, Anda juga harus memasukkan narasi personal branding Anda yang unik dan berbeda dari kandidat lain. 

Cara agar portofolio karier Anda lebih "kaya" ialah dengan menambahkan sejumlah keterampilan dan minat lain yang tak secara langsung berkaitan dengan bidang pekerjaan Anda sekarang ini tetapi bisa dianggap sebagai penunjang dan daya tarik tambahan.

Sebagai contoh, seseorang adalah praktisi marketing di dunia kerja formalnya. Di sisi lain, ia juga menekuni passion dan hobi yakni basket dan menggambar sketsa. Nah, kedua hal ini bisa menjadi poin penting yang ditambahkan dalam portofolio karier agar bisa lebih menarik dan 'kaya'.

Manfaat Punya Hobi

Sebuah portofolio karier akan terkesan lebih 'seksi' dan unik bila mampu menyuguhkan sisi personal seseorang selain sisi profesionalnya.

Nah, di sini hobi dan passion sangat berguna. Mereka yang hidupnya 100% untuk bekerja dan tak punya hobi bakal 'kering' portofolio kariernya. Sebab isinya cuma daftar pekerjaan.

Lain dari mereka yang cuma mengisi hidup dengan bekerja, orang-orang dengan kepribadian yang menarik biasanya memiliki passion dan hobi yang membuat mereka menjadi lebih humanis dan utuh.

Tantangannya adalah bagaimana nantinya kita membuat narasi yang apik untuk menghubungkan sisi profesional ini dengan sisi personal kita yang diwakili dari sederet prestasi dan aktivitas pengisi waktu luang.

Banyak orang yang ragu untuk mengungkapkan hobi dan passion mereka di luar ranah pekerjaan karena mereka berpikir sempit, tak mau berpikir dan mengamati lebih dekat 'benang merah' antara pekerjaan sehari-hari dengan hobi. Ini sangat disayangkan. Akhirnya keunikan diri menjadi terkubur dan kesan pertama terhadap diri di depan orang menjadi monoton.

Hubungan Work Life Balance dan Portofolio Karier

Untuk para pemberi kerja yang paham pentingnya keseimbangan kerja dan hidup (work life balance), keseimbangan sisi profesional dan personal justru diprioritaskan.

Nah, ini penting bagi Anda yang sedang memburu peluang kerja di tempat yang memprioritaskan keseimbangan kerja dan hidup (WLB).

Kalau Anda sendiri gagal menyeimbangkan kedua sisi itu dan tak bisa menuangkannya dalam portofolio karier yang seimbang, jangan harap Anda bisa mendapatkan tempat kerja yang menerapkan prinsip WLB tadi. 

Tantangan untuk membuat portofolio karier ini ialah bagi anak-anak muda yang belum paham potensi dirinya dan masih kebingungan mencari pekerjaan, bakal ditemukan kebingungan mengenai apa yang harus dicantumkan di kedua sisi baik profesional dan personal.

Jangan putus asa bagi Anda yang belum punya pekerjaan, karena Anda bisa membuat deretan proyek pribadi tipe mockup alias simulasi.

Asal Anda menggarap proyek rekaan ini dengan serius dan profesional, orang bakal percaya. Plus, cantumkan keterangan bahwa ini adalah proyek mockup atau simulasi. Bukan riil/ nyata di dunia kerja. 

Sementara itu, agar sisi personal bisa menarik, galilah potensi diri Anda dengan menekuni hobi dan aktivitas positif di komunitas-komunitas yang ada di sekitar Anda. Jangan cuma habiskan waktu untuk belajar dan kuliah atau kerja. (*/)

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Portofolio Karier Ungkap Pribadi Pekerja sebagai Manusia Utuh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kata Netizen
Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Kata Netizen
Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Kata Netizen
Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kata Netizen
Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Kata Netizen
Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Kata Netizen
Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Kata Netizen
Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Kata Netizen
Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Kata Netizen
Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Kata Netizen
Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kata Netizen
Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Kata Netizen
Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Kata Netizen
Mengenal 'Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Mengenal "Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Kata Netizen
Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau