Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di sinilah, peran pemerintah jadi penting dalam membuat kebijakan. Tujuannya membantu masyarakat mendapatkan makanan sehat dengan harga terjangkau.
Salah satu program pemerintah yang bisa membantu adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini memberi bantuan pangan ke keluarga miskin.
Pemerintah bisa menambahkan pelajaran tentang gizi dan cara mendapatkan makanan sehat dalam program ini. Mereka juga bisa membantu keluarga-keluarga ini mendapatkan akses ke pasar tani lokal.
Kebijakan bakal menarik ketika pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran menjalankan program makan gratis. Kaitannya adalah program itu mengangkat makanan alami atau real food.
Inovasi dan Solusi
Untungnya, banyak ide kreatif yang muncul untuk mengatasi masalah-masalah ini. Contohnya, ada aplikasi bernama TaniHub yang menghubungkan petani langsung dengan pembeli.
Aplikasi ini pernah populer ketika di masa Covid-19 dan kabarnya bisa membantu petani menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih baik. Repotnya, perusahaan pemilik aplikasi itu sudah bangkrut dan bermasalah.
Ada juga program "Kampung Pangan Lestari" dari Kementerian Pertanian. Program ini mengajak masyarakat untuk menanam makanan mereka sendiri di lingkungan tempat tinggal mereka.
Program-program semacam juga muncul diinisiasi pemerintah daerah, organisasi, atau masyarakat dengan tujuan serupa.
Satu hal yang menarik, banyak makanan tradisional Indonesia sebenarnya sudah termasuk "makanan alami". Contohnya tempe, makanan dari kedelai yang kaya protein.
Tempe sudah lama jadi makanan sehari-hari orang Indonesia. Mempromosikan makanan tradisional seperti ini bisa jadi cara yang bagus untuk mendorong orang makan makanan yang lebih sehat (Astuti et al., 2014).
Jadi, bagaimana makanan alami bisa membantu ketahanan pangan Indonesia? Jawabannya ada di kebiasaan kita sehari-hari.
Pendekatan everyday political economy dapat membantu kita memahami bagaimana norma-norma sosial dan budaya mempengaruhi transisi menuju real food. Di Indonesia, makanan tradisional seringkali sudah merupakan bentuk real food.
Tempe, misalnya, makanan fermentasi kedelai yang kaya protein, telah lama menjadi bagian dari diet sehari-hari masyarakat Indonesia. Mempromosikan dan melestarikan makanan tradisional semacam ini dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan konsumsi real food dan memperkuat ketahanan pangan.
Dengan memahami ini, kita bisa membuat pilihan yang lebih baik dan bersama-sama membangun ketahanan pangan Indonesia yang lebih kuat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Memperkuat Ketahanan Pangan Lewat Real Food?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya