Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
AI tak bisa menyelesaikan kondisi kelaparan di masa paceklik dan tungku dapur tak bisa berasap.
AI boleh menjadi teman curhat untuk situasi dan kondisi tertentu. Namun, demikian, kita tak boleh ketergantungan.
Berikut ini beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh ketergantungan pada AI sebagai teman curhat.
Pertama, berkurangnya kreatifitas. Terlalu bergantung pada chatbox GOT dan AI akan mengurangi kinerja otak yang berefek pada turunnya kreatifitas berpikir.
Memanfaatkan AI mendorong penurunan kreatifitas seseorang untuk menciptakan ide dan karya yang orisinil. Dengan kata lain, kemampuan menjiplak bisa lebih dominan.
Memang, AI mampu membuat tugas-tugas bisa tuntas dalam waktu singkat. Tinggal ketik di mesin pencari dan tekan enter, semua teori dan data yang dibutuhkan langsung tersaji. Copy dan paste, lalu edit beberapa hal detail, tugas selesai.
Kedua, melambatnya kemampuan literasi dan numerasi bagi pelajar. Mengutamakan fasilitas AI akan memanjakan pelajar, sehingga operasi hitung paling sederhana pun, siswa kelas 12 SMA juga tidak tahu karena semua hasil akhir diserahkan pada mesin AI untuk menjawabnya.
Tingkat kemampuan berpikir untuk menjelajahi informasi detail tak berjalan lagi Semua dikerjakan mesin AI.
Ketiga, berkurangnya kesadaran dan komunikasi sosial. Menjadikan AI teman curhat akan membuat kehidupan sosial seseorang lebih soliter.
Bisa dibayangkan, jika dalam sebulan seseorang tak bercakal-cakap dengan sesamanya, maka ia bisa kehilangan mood interaksi sosial.
Tingkat kepedulian pada sesama pun akan berkurang. Sehingga, pada kondisi sebaliknya lingkungan sosial akan berkurang kepedulian pada dirinya.
Masih banyak dampak negatif lainnya terkiat menjadikan AI teman curhat. Sejauh ini, ketiga hal di atas adalah yang paling dominan saya temukan di lingkungan kerja.
Robot AI kini dalam genggaman kita, tetapi hubungan komunikatif dengan sesama manusia tidak boleh diabaikan. Sisi emosional kita paling baik difasilitasi oleh hubungan sosial dengan sesama.
Jadi, AI bukanlah sahabat sejati, melainkan alternatif mencari solusi ketika komunikasi dengan manusia menemui jalan buntu.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "AI Bukan Sahabat Sejati Tetapi Alternatif Solusi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.