Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Tidak bisa dimungkiri bahwa perkembangan zaman memang mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap banyak hal termasuk konsep perpisahan sekolah.
Dalam era media sosial seperti sekarang pun dokumentasi menjadi segalanya. Namun, alangkah bijaknya jika dokumentasi itu bukan sekadar menampilkan kemewahan. melainkan merekam momen penuh makna yang mempererat hubungan antar siswa, guru, dan orangtua.
Satu video dokumenter yang sederhana namun penuh kisah bisa lebih berharga dibanding ratusan foto dengan latar dekorasi mahal namun "b aja".
Sekolah sebagai lembaga pendidikan seharusnya bisa lebih bijak dalam menyikapi fenomena ini. Pada dasarnya, acara perpisahan adalah bagian dari fase akhir pendidikan yang perlu diadakan. tetapi tidak harus dilaksanakan dengan kemewahan. Yang terpenting adalah makna dari perpisahan itu sendiri bukan kemegahannya.
Di sinilah peran guru dan pihak sekolah sangat penting dalam mengarahkan para orangtua agar memahami tujuan utama dari acara tersebut.
Selain itu, ada baiknya jika sejak awal sekolah mengambil keputusan yang jelas mengenai perpisahan dan tidak melibatkan acara wisuda yang mengenakan toga.
Jadi, dengan menghindari kesan bahwa perpisahan harus megah maka sekolah dapat menghindari potensi kesalahpahaman dan konflik antar orangtua.
Sebaiknya sekolah memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa acara perpisahan dapat diselenggarakan dengan sederhana dan tetap bermakna.
Perpisahan sekolah sebenarnya bukan hanya sekedar momen untuk merayakan kelulusan. tetapi juga sebagai kesempatan bagi siswa untuk mengenang perjalanan pendidikan mereka. Hal inilah yang harus menjadi fokus utama bukan sekadar mengenakan toga atau merayakan dengan pesta mewah.
Siswa dan orangtua harus lebih mengutamakan kenangan indah bersama teman-teman dan guru-guru. serta rasa hormat terhadap jasa-jasa yang telah diberikan selama masa sekolah.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan membuat acara perpisahan yang lebih bersifat personal dan sesuai dengan kemampuan finansial orangtua. Misalnya, acara dapat dilakukan di lingkungan sekolah dengan format yang lebih sederhana.
Hal ini akan mengurangi beban biaya yang harus ditanggung oleh orangtua dan memungkinkan lebih banyak siswa untuk ikut serta tanpa merasa tertekan.
Tentu saja, untuk mencapainya diperlukan komitmen dari semua pihak ---sekolah, orangtua, Dinas Pendidikan dan pemerintah daerah.
Pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat perlu memberikan panduan yang jelas mengenai penyelenggaraan perpisahan sekolah. Mereka harus memberikan regulasi yang mengatur acara ini. sehingga tidak ada oknum yang menyelenggarakan perpisahan dengan cara yang terlalu mewah atau membebani orangtua.
Misalnya, aturan yang melarang penyelenggaraan acara perpisahan di hotel mewah, larangan untuk menyewa toga atau seragam khusus, dan larangan untuk mengadakan pesta besar dengan biaya yang tinggi.