Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Merza Gamal
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Merza Gamal adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Merasakan Pertumbuhan Ekonomi dari Kedai Kopi

Kompas.com - 12/08/2025, 14:07 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pagi, dari sebuah kedai kopi kampung, koran yang terbit hari itu memberitakan tentang angka-angka laporan pertumbuhan ekonomi nasional. Akan tetapi, bagaimana realitasnya? Bagaimana melihat kondisi ekonomi dari kedai kopi?

Dalam dokumen resmi negara, terpampang angka 5,12% untuk triwulan kedua tahun 2025 --- sebuah pertumbuhan ekonomi yang terlihat gagah dan meyakinkan.

Namun, di sudut-sudut kampung dan kota kecil, di kedai kopi pinggir jalan tempat rakyat bercengkerama, rasa optimisme itu tidak selalu hadir. Di sinilah cerita ini bermula.

Saya duduk di sebuah kedai kopi kampung, tak jauh dari pabrik yang dulu bising oleh suara mesin dan para buruh.

Kini, kedai itu justru lebih ramai dari pabriknya. Beberapa pekerja yang dirumahkan mencari suasana, mencari kabar, atau sekadar mengisi waktu sambil memutar harapan.

"Katanya ekonomi tumbuh," celetuk seorang pemuda sambil menyeruput kopi hitam, "tapi di dompet saya masih minus."

Pernyataan itu mungkin terdengar sederhana, bahkan sinis, tapi ia mewakili kegelisahan yang nyata.

Sebuah pertumbuhan ekonomi yang katanya membanggakan, tetapi tidak menyentuh denyut nadi kehidupan rakyat kebanyakan.

Pertumbuhan Nasional vs Realitas Lapangan

Menurut BPS, PDB Indonesia pada triwulan II 2025 tumbuh 5,12% (year-on-year). Sebuah angka yang secara kasat mata menjanjikan.Namun, mari kita tengok dapur produksinya.

Indeks Manufaktur PMI Indonesia menurut S&P Global menunjukkan angka 49,1 pada Juli 2025. Memang naik dari 46,9 di bulan Juni, namun masih berada di bawah ambang ekspansi (50).

Artinya, aktivitas industri manufaktur masih mengalami kontraksi. Ini adalah bulan keempat berturut-turut manufaktur Indonesia berada dalam fase menyusut.

Kontradiksi ini menyentil nalar: bagaimana bisa ekonomi tumbuh pesat sementara pabrik-pabrik justru meredup? Bukankah sektor industri pengolahan adalah tulang punggung PDB?

Ekspor Meningkat, tapi Bukan karena Industri Kuat

Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) BPS 1 Agustus 2025, terlihat bahwa lonjakan pertumbuhan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Merasakan Pertumbuhan Ekonomi dari Kedai Kopi
Merasakan Pertumbuhan Ekonomi dari Kedai Kopi
Kata Netizen
Kenangan dari Pasar Comboran Tak Pernah Usang
Kenangan dari Pasar Comboran Tak Pernah Usang
Kata Netizen
Kasus eFishery dan Pembelajaran untuk Investor Saham
Kasus eFishery dan Pembelajaran untuk Investor Saham
Kata Netizen
Royalti Musik, Musisi Lokal, dan Dilema Pemilik Kafe
Royalti Musik, Musisi Lokal, dan Dilema Pemilik Kafe
Kata Netizen
Sudahi Buang Sampah di Laci Meja Sekolah, Ya!
Sudahi Buang Sampah di Laci Meja Sekolah, Ya!
Kata Netizen
Terpaksa Jadi Rojali karena Tak Ada Ruang Berkumpul
Terpaksa Jadi Rojali karena Tak Ada Ruang Berkumpul
Kata Netizen
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Bisakah Kita PDKT dengan Bermodalkan Nekat?
Kata Netizen
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Ketika Semua Gaji Diserahkan ke Istri, Suami Gak Pegang Uang?
Kata Netizen
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Sisi Lain Rojali dan Rohana yang Perlu Orang Ketahui
Kata Netizen
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Pasti Berhasil, Jalani Diet dengan Penuh Kesadaran
Kata Netizen
Apakah Sudah Cocok Mobil Listrik dengan Mobilitas Orang Indonesia?
Apakah Sudah Cocok Mobil Listrik dengan Mobilitas Orang Indonesia?
Kata Netizen
Kisah tentang Donggala dan Pedagang Keliling Lainnya
Kisah tentang Donggala dan Pedagang Keliling Lainnya
Kata Netizen
Mari Buat Lingkungan Kerja Impian bagi Karyawan
Mari Buat Lingkungan Kerja Impian bagi Karyawan
Kata Netizen
Cerita Mobil 90an dan Ribuan Kenangan
Cerita Mobil 90an dan Ribuan Kenangan
Kata Netizen
Melihat Langsung Dua Desa Nelayan di Marseille
Melihat Langsung Dua Desa Nelayan di Marseille
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau