Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Menikmati Kesegaran Curug Mantras di Desa Kramat"
Purbalingga memiliki pesona alam yang indah nan memesona. Ada banyak destinasi wisata alam yang wajib masuk rekomendasi ketika ke sana, salah satunya ialah Curug Mantras.
Curug Mantras berlokasi di Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol. Untuk menjangkau Curug Mantras, pengunjung hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua dikarenakan medan yang dilalui cukup menantang. Selain itu, jalanan yang licin dan menikung juga patut diwaspadai.
Keindahan Curug Mantras di Antara Gunung Tempel dan Gunung Gombong
Setibanya di Lemah Abang, untuk mencapai Curug Mantras, pengunjung harus menyiapkan diri untuk berjalan ke lokasi dengan jarak kurang lebih 1,5 km.
Sepanjang perjalanan menuju Curug Mantras, pengunjung akan disuguhkan pemandangan dua gunung yang bertengger di kanan dan kiri jalan, yakni Gunung Tempel dan Gunung Gombong.
Di sebelah kiri sisi jalan, pengunjung juga akan melihat aliran irigasi yang airnya bersumber dari Curug Mantras.
Di sebelah kanan jalan, terdapat sawah yang hijau dan mulai menguning. Gugusan bukit menyapa dengan begitu lembut dan pepohonan khas hutan melambaikan salamnya.
Pohon pinus dan pohon karet berjajar berurutan diselingi dengan tanaman kopi yang sudah panen.
Langkah kaki terus menelusuri membelah hutan yang belum terjamah melewati jalan setapak yang dibangun masyarakat setempat agar mudah dilalui oleh petani glagah, kapulaga, dan juga kopi yang tumbuh subur di sana.
Tidak sedikit dijumpai warga desa yang baru pulang dari hutan dengan membawa rumput untuk pakan ternaknya di rumah. Ada pula anak-anak kecil yang baru selesai mandi di curug dengan pakaian yang basah kuyup.
Perjalanan masih setengah jalan, suara hewan bersahut-sahutan menyapa pengunjung yang baru saja datang. Burung-burung kecil beterbangan ke sana kemari, hinggap dari satu dahan ke dahan yang lain.
Bebatuan besar tertata di pematang sawah. Ada pula yang harus dilewati karena berada di tengah jalan. Batu inilah yang menjadi pembatas untuk pengendara sepeda motor yang masuk hingga ke dalam hutan.
Gemercik air yang mengalir begitu menenangkan, hingga rasa lelah yang ada hilang seketika. Desir sungai yang mengalir di bawah sana menandakan Curug Mantras sudah ada di depan mata. Benar saja, Curug Mantras dengan kondisi airnya yang jernih sudah nampak.
Tak sabar rasanya ingin segera menceburkan diri ke sana. Udara begitu sejuk serta pepohonan mengayun perlahan. Lewati sebuah jembatan bambu yang sudah mulai usang dan rapuh, di seberang sana ada tanah yang cukup luas untuk menaruh perlengkapan dan melepas alas kaki.