Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Antara perlu atau tidak, pada kenyataannya Indonesia mengalami serangan siber anomali bahkan setiap menitnya. Lemhannas mencatat, pada tahun 2023 mengalami 2.200 serangan siber anomali tiap satu menit.
Oleh karena itu, penting bagi pertahanan Indonesia membentengi tak lagi sekadar darat, laut, dan udara, sedangkan tingkat keamanan siber dibiarkan hingga mengalami kebocoran.
Untuk aksi terorisme saja, misalnya, mungkin yang terjadi bisa di wilayah darat, laut, maupun udara. Akan tetapi, perencanaan aksi teroris dilakukan di dunia siber lewat pertukaran email, komunikasi siber jarak jauh, memata-matai lewat siber, dan lain-lain.
Jadi, apakah sudah saatnya kita memanfaatkan pasukan siber di Indonesia?
Sudah banyak kasus terjadi dan kita ketahui pencurian data dan informasi yang bersifat rahasia dalam skala nasional dapat menyerang kedaulatan rakyat.
Ini tentu karena data dan informasi kita saat ini tidak lagi dalam bentuk kertas yang bisa disimpan secara fisik di lemari-lemari arsip.
Namun data dan informasi saat ini dapat diakses secara digital. Bahaya jika informasi rahasia jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak semestinya.
Kalau kita menengok beberapa waktu lalu terkait kasus Bjorka, bisakah kita bertanya: sudah sejauh mana kasus tersebut? Apakah keramaian Bjorka ini sebatas ribut-ribut di media sosial seraya masalah undang-undang perlindungan data pribadi akibat ulahnya?
Masalahnya adalah "lubangnya" yang terjadi saat ini belum bisa ditutup karena belum diketahui apa yang mau ditutup untuk mencegah terulangnya kebocoran.
Maka menjadi penting jika ada benteng pertahanan siber Indonesia. Setidaknya untuk mencegah hacker-hacker agar tidak mudah masuk dan/atau mencuri data negara maupun data pribadi warganya.
"Serangan siber perlu dicegah dengan membentengi network Indonesia daripada menunggu terjadi baru kemudian ditindaklanjuti."
Serangan Hacker vs Pertahanan Siber
Kebutuhan kita terhadap internet memang tidak lagi terhindarkan dan berbanding lurus dengan dunia digital yang serba memfasilitasi kebutuhan semua orang sehari-hari.
Ini akan jadi permasalahan jika koneksi internet mendapat serangan yang mengakibatkan koneksi internet berhenti dan tidak berfungsi sama sekali.
Sebagai contoh, bagaimana kalau sistem-sitem perbankan digital di Indonesia dikacaukan dengan menggunakan jasa hacker untuk menyerang?