Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kebahagiaan bagi seorang ibu dan ayah yang tak terhingga terjadi ketika proses persalinan sudah selesai dan berjalan dengan lancar.
Tak hanya mereka, momen itu juga akan menjadi kenangan indah bagi tenaga medis yang turut membantu lancarnya proses persalinan. Di momen tersebut, bahkan langit pun seakan ikut berbahagia dengan turut bersorak menyambut kehadiran seorang bayi mungil ke dunia ini.
Setelah itu, kemudian secara perlahan bayi mungil itu direbahkan dengan lembut di atas perut sang ibu, dengan posisi bayi tengkurap berselimut handuk lembut untuk menutupi punggungnya. Momen inilah yang selanjutnya dikenal sebagai Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit Sang Ibu, kehangatan kemudian akan menjalar dari tubuh ibu ke tubuh sang bayi mungil seirama dengan suara detak jantung ibu.
Momen menaruh bayi ke atas dada Sang Ibu ini juga bertujuan merangsang Sang Bayi untuk perlahan merayap menuju puting susu ibu.
IMD merupakan tahap awal proses menyusui ketika bayi mendapatkan hak pertamanya sebagai manusia, yakni menerima asupan nutrisi langsung dari air susu ibunya.
Proses IMD dimulai ketika sang bayi berusaha sendiri meraih puting susu ibu dengan mengikuti insting alaminya. Keberhasilan IMD tentu bukan semata-mata keberhasilan bayi mendapatkan puting susu ibunya, melainkan tahapan prosesnya yang memberikan banyak manfaat ketika berkesempatan melakukan IMD.
Di masa awal menyusu ini, bayi akan mendapatkan cairan kental berwarna kuning keemasan bernama kolostrum, yakni cairan bioaktif yang berfungsi mendukung perkembangan organ dan menjaga daya tahan tubuh bayi.
Kolostrum ini memiliki kandungan gizi terbaik yang dapat membantu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit.
Di samping itu, IMD juga membantu mengoptimalkan kerja dari hormon oksitosin, yakni hormon cinta yang mampu memberikan energi positif dan terbukti dapat memperlancar proses menyusui.
Melakukan IMD dan dilanjutkan dengan memberikan ASI secara eksklusif selama mungkin, tentu akan dapat membantu mencegah terjadinya kasus stunting.
Sebagai sumber nutrisi utama bayi dari lahir, komposisi nutrisi ASI ini selalu berubah mengikuti dan menyesuaikan kebutuhan bayi dengan konsistensi alirannya yang juga selalu berubah, mulai saat bayi menyusu hingga selesai (payudara kosong), dari yang bening hingga yang putih kental.
ASI memang sumber gizi yang paling mudah diserap dan dicerna dengan baik oleh tubuh bayi. Akan tetapi, bisakah hak dasar dan utama ini didapatkan bayi sepenuhnya?
Menyusui sejatinya bukanlah sekadar memberi ASI saja. Selain untuk mengeratkan ikatan batin, baik ibu maupun sang buah hati sejatinya sama-sama belajar tentang hal baru dalam kehidupan.
Ibu mulai belajar mengenali bayinya ketika lapar dan juga kenyang, mengenali perilaku bayinya yang belum bisa berbicara agar komunikasi menjadi lancar dan ibu pun berkesempatan belajar tentang keuletan serta ketelatenan selama merawat sang buah hati tercinta. Melewati suka duka yang kelak menjadi pelengkap cerita kehidupan.