Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ade Candra
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Ade Candra adalah seorang yang berprofesi sebagai Insinyur. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Upaya Memulihkan Komoditi Cengkeh yang Nyaris Punah

Kompas.com - 29/11/2023, 20:16 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

 

Cengkeh merupakan salah satu rempah yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi di Indonesia.

Ironisnya, cengkeh terus menerus mengalami penurunan produksi dan terancam mengalami kepunahan.

Lantas, faktor apa yang menyebabkan produksi cengkeh mengalami penurunan?

1. Serangan penyakit tanaman

Penyakit layu fusarium dan cendawan Phytophthora merupakan serangan penyakit tanaman yang kerap menyebabkan produksi cengkeh mengalami penurunan signifikan.

2. Perubahan iklim

Tidak hanya penyakit tanaman, pola cuaca yang tidak stabil, suhu yang tinggi, dan curah hujan yang tidak teratur dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi cengkeh, serta dapat meningkatkan risiko serangan penyakit.

3. Pergantian lahan pertanian

Pergantian lahan pertanian dapat memengaruhi penyusutan lahan pertanian cengkeh, yang menyebabkan tidak hanya mengurangi luas lahan, namun juga meningkatkan tekanan pada lahan yang tersisa.

4. Kurangnya inovasi teknologi

Keterbatasan akses teknologi sering menjadi hambatan petani cengkeh dalam mengadopsi teknologi. Padahal, penggunaan teknologi yang efisien dapat meningkatkan produktivitas cengkeh.

5. Harga yang tidak stabil

Harga cengkeh internasional merupakan faktor penting dalam menentukan keuntungan petani. Sebab, harga yang tidak stabil dapat mempengaruhi petani untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam menanam cengkeh.

6. Ketidakpastian regulasi

Regulasi serta perubahan kebijakan pertanian cengkeh, dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha cengkeh ini. Terlebih, jika kebijakan tidak konsisten serta kurangnya dukungan dari pemerintah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau