Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Perselingkuhan jadi topik yang ramai diperbincangkan di media social saat ini. Setiap hari, sepertinya ada saja kasus baru yang terungkap soal perselingkuhan.
Apalagi saat kisah hubungan perselingkuhan dengan ipar diangkat ke layer lebar: Ipar adalah Maut.
Terlepas dari bagaimana film itu mengisahkan kisah perselingkuhan nyatanya itu bisa mencerminkan pengalaman banyak orang tentang betapa rumitnya hubungan dengan ipar.
Namun, apakah benar bahwa hubungan dengan ipar selalu negatif? Apakah ada cara untuk memperbaiki hubungan dengan mereka?
Kompleksitas Hubungan Ipar
Hbungan dengan ipar tidak selalu mudah. Ipar sebagai bagian dari keluarga yang diperoleh melalui pernikahan, hubungan ini seringkali terbentuk di luar pilihan kita sendiri.
Berbeda dengan hubungan dengan saudara kandung, hubungan dengan ipar seringkali membutuhkan usaha ekstra untuk membangun kedekatan dan kepercayaan.
Selain itu, ketika ada konflik antara pasangan, ipar seringkali menjadi pihak yang terlibat secara tidak langsung, yang dapat memperumit situasi lebih lanjut.
Mitos dan Realitas
Persepsi negatif tentang ipar berasal dari mitos hinnga stereotip yang terbentuk kalau selalu iri atau mempermalukan dapat mempengaruhi cara kita memandang dan berinteraksi dengan mereka.
Akan tetapi, bisa saja itu merupakan pengalaman individu yang unik antara satu orang dengan lainnya. Jadi kita tidak bisa menggeneralisir semua ipar sebagai sumber masalah.
Namun, penting untuk tidak membiarkan pengalaman individu mempengaruhi pandangan kita secara umum.
Membangun Hubungan yang Baik
Meskipun hubungan dengan ipar seringkali rumit, ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk memperbaiki hubungan tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
Kunci utama dalam menjalin hubungan yang baik dengan ipar adalah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan jujur.