Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pical Gadi
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Pical Gadi adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kompas.com - 06/09/2024, 18:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kunjungan apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus ke tanah air membawa makna yang besar bagi umat Katolik bahkan bagi masyarakat luas.

Saat baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta saja, kehadirannya langsung menyiratkan pesan kesederhanaan yang mendalam.

Memakai jam tangan seharga 124 ribu Rupiah, memilih mobil biasa bukan mobil mewah, duduk di depan, di samping sopir, lalu memilih untuk menginap di kedutaan alih-alih di hotel berbintang, adalah beberapa contoh perilaku Paus Fransiskus yang berhasil menuai perbincangan di tengah masyarakat.

Tapi mereka yang sudah lama mengikuti sepak terjang beliau mestinya tidak terlalu terkejut dengan pilihan-pilihan tersebut.

Sejak awal Paus Fransiskus memang terkenal sebagai sosok pemimpin gereja yang banyak memberi perhatian bagi orang-orang yang kecil, lemah, miskin dan terpinggirkan dan benar-benar menjiwai kesederhanaan dalam kepemimpinannya.

Dalam rangkaian kegiatan yang dimulai pada tanggal 3 September kemarin, Paus Fransiskus diagendakan juga memimpin misa akbar dari Stadion GBK, Jakarta. Perayaan tersebut dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia. 

Keuksupan kami, Keuskupan Agung Makassar, mendapat kuota 300 orang yang diwakili oleh umat dari berbagai paroki se-keuskupan. Berminggu-minggu lalu, topik mengenai siapa yang akan ikut misa akbar selalu jadi bahan percakapan di antara kami.

Beruntunglah mereka yang mendapat mandat dan kesempatan untuk ikut dalam misa akbar tersebut. Terlepas dari bisa mendapat tempat duduk di dekat altar atau tidak, bisa satu stadion dengan Bapa Suci merupakan momen yang tidak terjadi tiap hari bahkan bisa jadi hanya datang sekali seumur hidup. Juga masih jauh lebih baik dibanding mereka yang hanya bisa mengikuti perayaan dari jauh, seperti saya, contohnya.

Mengikuti Misa Akbar

Tanggal dan jadwal misa akbar sudah diumumkan jauh hari sebelumnya, baik pada saat misa hari Minggu, maupun di grup whatsapp lingkungan doa. Jadi saya sejak awal sudah berniat untuk mengikuti misa secara daring.

Walaupun bisa mengikutinya dari perangkat pribadi atau pesawat televisi, saya memutuskan mengikuti misa dari gereja paroki St. Albertus Agung, Tanjung Bunga, bersama umat yang lain.

Jadi hari ini pekerjaan kantor dikejar sebisanya, agar selesainya tidak terlalu malam. Beberapa terpaksa masuk daftar pending untuk dikerjakan besok.

Setelah beres-beres, saya pun langsung gaspol ke gereja. Waktu tempuh dari kantor ke gereja kurang lebih setengah jam lamanya.

Jam 18.00 kurang 5 menit waktu Makassar, saya tiba. Layar siaran langsung dipasang di dalam gedung gereja juga di basement. Tapi saya intip di basement masih sepi, jadi saya langsung bergegas ke ruangan yang biasa dipakai misa. Di sana umat lebih ramai. Sejauh mata menghitung kurang lebih ada 100-an orang di dalam ruangan.

Misa di GBK sudah dimulai rupanya, karena misa sudah sampai pada lagu "Tuhan Kasihanilah Kami".

Tapi ya, belum terhitung telat-telat amat, karena saya belum melewatkan bacaan-bacaan. Saya pun membuka layar tablet untuk mengikuti misa dengan membaca buku panduan misa (untuk umat) dalam bentuk PDF yang dibagikan panitia perayaan sehelumnya.

Misa akbar berlangsung selama kurang lebih hampir dua jam. Bahasa yang digunakan para konselebran pemimpin misa adalah Bahasa Latin, Bahasa Indonesia dan beberapa bahasa daerah pada bagian Doa Umat.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau