Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pical Gadi
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Pical Gadi adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kompas.com - 06/09/2024, 18:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Nah, ada beberapa catatan menarik terkait misa akbar ini. Ada kurang lebih 86.000 umat Katolik dan tidak kurang dari 1.000 orang iman dan uskup yang menghadiri Misa di stadion GBK.

Misa juga mengakomodir kearifan lokal, terlihat dari doa umat yang dibacakan dalam bahasa Jawa, Toraja, Manggarai (NTT), Batak Toba, Dayak dan bahasa Malind (Merauke, Papua). Para pembawa persembahan juga terlihat apik mengenakan pakaian daerah.

Bukan hanya itu, petugas lektor (pembaca kitab suci) adalah seorang pemuda tuna netra namun mengucapkan bacaan dengan lantang dan mantap hasil memindai Alkitab dengan huruf Braille.

Sayangnya, Bapa Suci menyampaikan khotbah atau homili dalam bahasa Latin, jadi saya benar-benar tidak bisa menerjemahkannya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa dapat transkrip atau terjemahan isi homilinya. 

Tapi saya percaya Paus Fransiskus menyampaikan harapan dan hal-hal baik kepada umat dengan landasan kitab suci, baik bacaan pertama dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus maupun bacaan dari Injil Lukas tentang ajakan Yesus kepada Petrus untuk menjadi penjala manusia.

Hal yang membuat saya berniat mengikuti misa dari gereja adalah umat yang hadir mendapat kesempatan juga menerima hosti dalam komuni kudus, seperti yang saya alami bersama umat yang ikut hadir di gereja St. Albertus Agung. 

Sore tadi komuni dibagikan langsung oleh Pastor Paroki, Pastor Lukas Paliling, Pr. Jadi sekalipun mengikuti perayaan dari jauh, kami pun bisa merasakan persatuan dengan umat yang hadir di GBK dan di mana saja lewat komuni kudus.

Viva Il Papa

Sebelum ritus penutup, Ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), Monsinyur Ignatius Suharyo menyampaikan sambutan kepada umat dan Bapa Suci. Untunglah kali ini menggunakan bahasa Inggris sehingga sambutannya dapat dipahami sedikit-sedikit.

Dalam sambutan tersebut monsinyur menyampaikan rasa syukur sebesar-besarnya atas kedatangan Paus Fransiskus yang membawa pesan dan harapan bukan saja untuk komunitas besar umat Katolik se-Indonesia tapi juga masyarakat yang lebih luas. Semoga Gereja Katolik semakin menjadi harapan bagi mereka yang kecil, lemah, miskin dan terpinggirkan.

Monsinyur Ignatius juga memohon kepada Paus Fransiskus agar terus mendoakan umat Katolik dan Bangsa Indonesia, sebagaimana  umat Katolik akan terus mendoakan Bapa Suci dalam menjalankan karya dan pelayanannya.

Setelah jarum jam bergeser dari angka 19.30, misa akbar tuntas. Dalam perarakan meninggalkan altar, Paus Fransiskus kembali mendapat sambutan yang hangat dan meriah dari segenap hadirin di GBK.

Saya dan umat yang hadir pun meninggalkan gereja setelah bersalaman dengan pastor paroki yang juga setia mengikuti misa sampai selesai.

Walau hanya bisa mengikuti misa akbar dari jauh, perayaan ini meninggalkan kesan yang mendalam. Mendapat kunjungan dari Sri Paus, adalah momentum yang sangat langka. Seingat saya, kunjungan paus terakhir ke Indonesia terjadi pada tahun 1989, oleh Paus Yohanes Paulus II. Entah kapan lagi peristiwa bersejarah ini akan terulang.

Terima kasih, Paus Fransiskus. Semoga kunjungan ke tanah air membawa hal-hal positif bagi umat Katolik dan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga kami semua semakin menghayati iman, persaudaraan dan cinta kasih sesuai tema kunjungan apostolik kali ini dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Viva il Papa

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pengalaman Mengikuti Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau