Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dani Ramdani
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ada Tata Kota yang Buruk di Balik Malasnya Orang Indonesia Jalan Kaki

Kompas.com - 01/11/2022, 13:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Angka itu baru di Jakarta Barat saja, bisa dibayangkan sebesar apa pajak kendaraan yang dihimpun dari seluruh wilayah di Indonesia.

Maka tak heran bila Indonesia seolah terus memelihara kebiasaan membeli dan menggunakan kendaraan pribadi.

Lain Indonesia lain Jepang. Di Jepang jalan kaki sudah menjadi budaya. Kebiasaan jalan kaki sudah ditanamkan sejak usia dini. Anak-anak di Jepang dibiasakan oleh orangtuanya untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum.

Fasilitas transportasi umum di Jepang yang nyaman menjadikan mereka gemar menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki.

Alasan lain mengapa orang Jepang gemar jalan kaki dan naik transportasi umum adalah mahal dan sulitnya proses untuk mengurus surat kendaraan bermotor.

Di Indonesia kunci utama untuk memberi pelayanan maksimal pada pejalan kaki adalah menyelesaikan berbagai masalah yang sudah disebutkan sebelumnya, seperti keberadaan trotoar yang belum layak, terlalu banyaknya kendaraan bermotor, dan transportasi umum yang belum nyaman.

Terlepas dari masalah fasilitas pendukung, berjalan kaki masih dipandang sebagai aktivitas masyarakat kelas bawah, sehingga kedudukannya dalam kelas sosial pun berada di bawah.

Sementara orang yang menggunakan kendaraan pribadi (apalagi mobil) dipandang sebagai masyarakat kelas menengah ke atas, sehingga secara tidak langsung memiliki kendaraan pribadi akan meningkatkan status sosial seseorang.

Jika semua masalah tersebut bisa diatasi dan dihilangkan, maka kebiasaan berjalan kaki di Indonesia pun pasti akan berangsur meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau