Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Namun, yang saya tangkap dari ulasan Elizabeth adalah konsistensi belajar tetap penting dan menjadi kunci utama.
Perbedaannya hanya pada intensitas belajarnya saja. Tidak harus rutin setiap hari dalam satu minggu, melainkan boleh hanya tiga kali dalam satu minggu.
Jika kamu sedang ingin menyusun pola diet yang sesuai untuk diri kamu, coba lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Kita harus memahami diri sendiri
Sebelum mulai menyusun pola diet belajar, kita harus mengenal dan memahami diri kita sendiri.
Ketika kita mengenal dan memahami diri kita dengan baik kita akan bisa mengukur kemampuan kita sendiri. Sehingga kita akan tahu batasan-batasan dalam proses belajar.
2. Yang penting mulai terlebih dahulu
Mulailah belajar dengan membaca hal-hal yang ringan. Jika ada sebuah topik dalam suatu mata pelajaran yang bisa membuat kamu tertarik, cobalah cari bacaan-bacaan lain dengan topik serupa dari berbagai sumber.
Dengan menanamkan mindset ingin tahu dalam proses belajar, kita akan menjadi lebih semangat, penasaran, dan tertarik untuk mengetahui lebih banyak.
Maka dengan begitu proses belajar yang dijalani pun akan terasa menyenangkan.
3. Menentukan waktu belajar yang paling nyaman
Pilihlah waktu terbaik untuk belajar, agar kita bisa fokus.
Jam belajar yang disarankan dan dinilai paling baik adalah pada pagi hari. Jika ingin belajar di malam hari, coba mulai belajar mulai jam 7 hingga jam 9 malam saja.
Jika melebihi waktu itu, daya otak kita sudah menurun dan akan lebih sulit untuk berkonsentrasi dan menyerap materi pelajaran.
4. Membuat komposisi belajar yang disukai
Agar tetap membuat kita semangat dan tertarik belajar, buatlah komposisi materi pelajaran yang kita sukai.
Layaknya makan, jika kita senang makan sayur brokoli, kita bisa membuat brokoli tersebut menjadi isian dalam patty burger dengan dipotong kecil-kecil.
Begitu pun dengan belajar, susunlah materi yang mau kita pelajari sesuai dengan kesukaan kita sehingga ketika mempelajarinya kita tak akan merasa berat dan terpaksa.
Misalnya kita bisa mempelajari suatu hal tertentu lewat media lain di luar buku atau jurnal pelajaran, seperti koran, film, komik, dan lainnya.
Belajar dan makan itu beti, beda-beda tipis. Tak semua orang suka makan kismis. Begitu pula soal belajar, setiap orang punya kemampuan, kesukaan dan kebiasaan belajarnya masing-masing. Tidak bisa dipaksakan dan disamaratakan
Jadi, pintar-pintarnya kita mengakali, menyusun "diet" belajar kita sendiri agar belajar bisa lebih optimal.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "3 Alasan Kita Tidak Bisa Meniru "DIET" Belajar Teman"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.