Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Unik, ya unik. Menarik, ya menarik. Cantik, sudah tentu. Dan ini tetap menjadi alasan buat pengelola media massa menjadikannya objek liputan.
Ketika di Bandar Lampung ada sosok Nisa, penjaga pompa bensin cantik di SPBU Jalan Wolter Monginsidi, Bandar Lampung, media massa, daring dalam hal ini, juga menuliskannya.
Dalam batas-batas tertentu, sesuatu yang disajikan proporsional tentu saja sedap dinikmati. Ketika saban hari bacaan kita adalah berita-berita kriminal, membaca sesuatu yang cantik menjadi semacam oasis.
Kita menemukan sesuatu yang baru. Kita menikmati ceruk yang lain. Dan itu sesuai dengan kepribadian kita sebagai manusia biasa.
Manusia yang jiwanya memang menyukai perihal yang cantik (buat laki-laki) dan tampan untuk kaum Hawa.
Dan fenomena ini pasti menemui pasang-surutnya. Mungkin beberapa bulan lalu dan sampai sekarang, fenomena itu masih sering kita jumpai.
Ada berita soal polisi cantik, lurah cantik, dan sebagainya. Bahkan Mantan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo juga sering jadi perhatian.
Perhatian itu bukan kepada sosoknya, melainkan istrinya, Aprilani Yustin Ficardo. Meski news peg-nya ada pada peristiwa tertentu, kecantikan Yustin tentu tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Barangkali, jika Yustin tidak cantik jelita, kita tak bakal menyaksikannya diundang pada acara Hitam Putih di Trans7 yang dipandu presenter terkenal Deddy Corbuzier.
Hal ini membuktikan, pada ranah lokal saja, sesuatu yang cantik itu bisa menjadi berita. Menjadi oasis, melengkapi senarai bacaan kita pada ihwal-ihwal yang relatif "berat".
Mungkin kita tidak menyadari bahwa sedikit atau banyak, berita yang cantik-cantik ini pasti ada pengaruhnya terhadap objek yang diberitakan.
Contoh yang terlihat adalah fenomena lagu “Keong Racun” yang dulu sempat melambungkan nama Sinta-Jojo hingga mereka kerap diundang ke televisi.
Sinta-Jojo yang terbilang cantik dan diundang ke berbagai televisi hingga ditawari menjadi bintang iklan, pasti pundi-pundi uang mereka bertambah.
Atau paling tidak, akses untuk mereka bisa menjajal dunia hiburan makin terbuka, meski memang hal itu tidak mereka lakukan.
Artinya, imbas pemberitaan media massa tetap saja ada buat Ninih, Sasa, Nisa, dan cantik-cantik lainnya. Mereka dikenal, diwawancarai, diberi sesi di televisi, dan diberikan honor. Tentu signifikan buat mereka.