Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akbar Pitopang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akbar Pitopang adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

ChatGPT, Paradigma Kurikulum Merdeka, dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Kompas.com - 03/03/2023, 11:37 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

  • Memfasilitasi pembelajaran mandiri. ChatGPT dapat membantu peserta didik dalam belajar mandiri, karena peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus bergantung pada waktu dan tempat tertentu. Selain itu, ChatGPT juga dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas mandiri yang diberikan oleh guru.
  • Namun, ada catatan soal pemanfaatan ChatGPT dalam paradigma kurikulum merdeka, bahwa guru tetap memiliki peran yang penting dalam memberikan arahan, penjelasan, dan umpan balik terhadap hasil belajar peserta didik.

    Penggunaan ChatGPT Dapat Pengaruhi Kemampuan Literasi dan Numerasi Peserta Didik

    Penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran dapat berpengaruh pada kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.

    Begini, dalam hal kemampuan literasi ChatGPT dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan membaca dan menulis, terutama dalam hal memahami struktur kalimat dan kosakata yang dihasilkan oleh ChatGPT.

    Selanjutnya dalam hal kemampuan numerasi, ChatgPT dapat dimanfaatkan untuk mencari contoh soal matematika yang sulit, seperti aljabar dan kalkulus beserta penjelasannya.

    Dengan begitu, peserta didik bisa terbantu memahami konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung dengan maksimal.

    Kecerdasan Buatan dan Dimensi Profil Pelajar Pancasila

    Kehadiran chatGPT yang memengaruhi dunia pendidikan nyatanya juga bisa memberikan dampak negatif, seperti misalnya peserta didik jadi terlalu bergantung pada ChatGPT dan lain sebagainya.

    Maka dari itu, penting kiranya ketika memanfaatkan ChatGPT dalam konteks pembelajaran harus didasarkan pada Profil Pelajar Pancasila.

    ChatGPT dapat membantu guru memfasilitasi proses pembelajaran yang mencakup nilai-nilai Pancasila, seperti mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

    Ketika memanfaatkan ChatGPT, guru dapat mengarahkan peserta didik untuk melakukan diskusi atau tugas-tugas yang memperkuat nilai-nilai Pancasila.

    Misalnya, guru dapat memberi tugas peserta didik untuk menemukan informasi tentang nilai-nilai Pancasila dan menjelaskannya kepada teman-temannya dengan terlebih dahulu menyempurnakan pemahamannya dengan ragam informasi dari ChatGPT.

    Dalam proses ini, peserta didik dapat belajar tentang nilai-nilai Pancasila dalam dimensi mandiri dan gotong-royong untuk belajar membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya.

    Selanjutnya untuk mengasah kemampuan siswa berpikir logis, kritis, dan kreatif, guru bisa memberi tugas yang mengharuskan peserta didik mencari jawabannya sendiri dengan cara analisis dan observasi berdasarkan referensi jawaban yang diperoleh dari ChatGPT.

    Dari tugas-tugas tersebut, guru bisa melakukan evaluasi terhadap peserta didik dengan melakukan berbagai hal berikut ini.

    • Mengajukan pertanyaan. Guru dapat mengajukan pertanyaan yang spesifik terkait tugas yang diberikan. Dengan bertanya secara spesifik, peserta didik yang menyalin jawaban dari sumber lain akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut.
    • Meminta penjelasan peserta didik. Guru dapat meminta penjelasan dari peserta didik mengenai jawaban yang diberikan melalui ChatGPT. Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan secara detail atau kurang menguasai materi, maka kemungkinan besar peserta didik telah menyalin jawaban.
    • Memantau pola jawaban dari peserta didik. Guru dapat memantau pola jawaban peserta didik pada tugas yang diberikan melalui ChatGPT. Jika terdapat pola jawaban yang serupa atau identik, kemungkinan besar peserta didik telah menyalin jawaban dari sumber yang sama.
    • Membandingkan jawaban peserta didik. Guru dapat membandingkan jawaban peserta didik yang dikerjakan melalui ChatGPT dengan hasil tugas yang dikerjakan peserta didik pada waktu lain. Jika terdapat kesamaan jawaban yang mencurigakan, maka guru dapat meminta penjelasan dari peserta didik.

    Hal terpenting yang perlu diingat oleh guru adalah dengan kehadiran kecerdasan buatan dalam bentuk chatGPT ini guru perlu lebih bersikap hati-hati dan objektif.

    Selain itu guru juga perlu memberi kesempatan peserta didik untuk menjelaskan alasan jika terdapat kesalahan atau kekeliruan yang mereka lakukan.

    Guru juga harus selalu ingat bahwa chatGPT ini tidak bisa membari jaminan 100% benar atas segala jawaban dan respons pembelajaran yang diberikan oleh peserta didik.

    Referensi: 1 2 3

    Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "ChatGPT, Pembelajaran Berdiferensiasi, dan Paradigma Kurikulum Merdeka"

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Halaman:

    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terkini Lainnya

    Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

    Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

    Kata Netizen
    6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

    6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

    Kata Netizen
    Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

    Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

    Kata Netizen
    Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

    Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

    Kata Netizen
    'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

    "Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

    Kata Netizen
    Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

    Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

    Kata Netizen
    Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

    Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

    Kata Netizen
    Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

    Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

    Kata Netizen
    Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

    Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

    Kata Netizen
    Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

    Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

    Kata Netizen
    Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

    Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

    Kata Netizen
    Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

    Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

    Kata Netizen
    Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

    Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

    Kata Netizen
    Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

    Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

    Kata Netizen
    Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

    Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

    Kata Netizen
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau