Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Selain itu, yang perlu ditingkatkan dari KRL adalah passenger information display yang biasa ditemukan di MRT, sehingga penumpang tahu stasiun berikutnya dan pintu bagian mana yang akan dibuka.
Fasilitas ini sudah ada di kebanyakan metro, MRT, maupun subway baik di Hong Kong, Seoul, ataupun di Tokyo dan kota-kota besar di lainnya di Jepang.
Dengan hanya melihat passenger information display di atas pintu, pengunjung bisa melihat posisi kereta lengkap dengan stasiun yang akan dilewati. Sehingga tanpa bertanya dan mendengarkan, penumpang sudah tahu kalau akan turun.
Adanya pengumuman tersebut tentu menjadi lebih lengkap terutama untuk penumpang yang mungkin tidak bisa melihat atau membaca.
Kalau memang terpaksa masih harus mengimpor kereta bekas dari Jepang, ada baiknya sistem yang bagus di negeri asalnya kita terapkan juga di Jakarta atau kota lain yang ada fasilitas KRL.
Misalnya saja kalau kita naik Yamanote Line di Tokyo yang merupakan salah satu jalur paling penting untuk angkutan umum di Tokyo karena Jalurnya yang melingkar.
Di dalam gerbong, ada passenger information display di atas pintu yang menunjukan peta melingkar dengan seluruh nama stasiun. Ada 30 stasiun di jalur melingkar ini dan mencakup stasiun-stasiun besar dan penting di kota tokyo seperti stasiun Tokyo, Shinjuku, Yoyogi, Shibuya, Harajuku, Shinagawa, Hamamatsucho, Ueno dan Ikebukuro.
Dari stasiun-stasiun tersebut, penggunana kereta bisa naik Shinkansen, bus, atau monorail ke berbagai tujuan yang ada di Jepang.
Menariknya bukan hanya nama stasiun yang digambarkan, posisi kereta dan arah jalannya kereta juga jelas tergambar.
Lebih asyiknya lagi jika dilengkpai dengan estimasi waktu yang akan ditempuh kereta di setiap stasiun. Sehingga kalau kebetulan ada di stasiun Ikebukuro dan akan turun atau transit di Shinjuku, pengguna akan tahu berapa menit lagi kereta akan sampai.
Tentunya tidak terlalu sulit bagi PT KAI untuk menambahkan passenger information display di atas pintu kereta.
Selama ini sebagian kereta sudah dilengkapi dengan informasi yang sayangnya hanya menginfokan stasiun akhir tujuan perjalanan.
Selain itu, penumpang juga mendambakan kereta yang lebih nyaman dengan frekuensi yang lebih banyak, terutama pada jam sibuk.
Kota sepadat Jakarta tentunya perlu angkutan masal yang keberangkatannya di bawah 5 menit sekali pada jam sibuk, atau bahkan kalau bisa 2 atau 3 menit sekali. Tentunya ini memerlukan lebih banyak investasi baik di gerbong, sistem maupun infrastruktur lainnya.
Satu hal lagi yang sebenarnya diimpikan oleh pengguna KRL, yaitu perluasan jaringan KRL sehingga mencakup lebih banyak kawasan.