Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Qanita Zulkarnain
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal 7 Istilah Psikologi yang Kerap Dikira Sama Padahal Berbeda

Kompas.com, 4 Mei 2023, 15:03 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Coping Mechanism VS Defence Mechanism (Mekanisme Koping VS Mekanisme Pertahanan)

Istilah selanjutnya yang sering dianggap sama adalah mekanisme koping dan mekanisme pertahanan.

Mekanisme koping lebih mengacu pada upaya aktif yang dilakukan individu untuk mengelola stres atau mengatasi situasi yang sulit.

Strategi mengatasi situasi yang sulit ini bisa dalam bentuk pemecahan masalah, mencari dukungan sosial, terlibat dalam teknik relaksasi, dan pendekatan proaktif lainnya untuk mengelola stres.

Mekanisme koping ini umumnya dipandang sehat dan adaptif, sebab membantu individu mengelola situasi sulit dengan cara yang konstruktif dan proaktif.

Sementara mekanisme pertahanan adalah strategi psikologis bawah sadar yang digunakan individu untuk melindungi diri dari emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, rasa bersalah, dan rasa malu. Mekanisme pertahanan ini banyak dibahas dalam literatur psikoanalisis.

Mekanisme pertahanan dapat mencakup represi, penyangkalan, proyeksi, dan strategi bawah sadar lainnya yang digunakan individu untuk menghindari emosi atau pikiran yang tidak nyaman.

Maka dari itu, mekanisme pertahanan biasanya dipandang sebagai hal yang tak sehat dan maladaptif dalam jangka panjang sebab hanya memberikan kelegaan sementara.

Selain itu mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan penghindaran masalah penting dan kesulitan dalam hubungan interpersonal.

Baik mekanisme koping maupun mekanisme pertahanan, keduanya dapat digunakan untuk mengelola stres. Meskipun demikian, keduanya merupakan pendekatan yang berbeda secara fundamental.

Mekanisme koping bersifat proaktif dan sadar, sedangkan mekanisme pertahanan bersifat otomatis dan tidak sadar.

Memahami perbedaan antara mekanisme koping dan pertahanan dapat membantu individu mengelola stres dan emosi yang sulit dengan lebih baik dengan cara yang sehat dan konstruktif.

Psychiatrics VS Psychologist (Psikiater VS Psikolog)

Kedua istilah ini sering sekali kita dengar. Apakah kamu tahu kalau sebenarnya psikiater dan psikolog itu adalah dua hal yang berbeda?

Psikolog adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan S1 Psikologi dan melanjutkan S2 Profesi Psikologi. Sementara Psikiater adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan S1 Kedokteran kemudian melanjutkan pendidikan spesialis gangguan jiwa (Sp.Kj). Jadi, pendekatannya akan berbeda.

Seorang psikolog adalah profesional kesehatan mental yang biasanya memiliki gelar doktor dalam bidang psikologi dan dilatih dalam studi tentang perilaku manusia serta proses mental.

Psikolog bekerja dengan individu, pasangan, keluarga, dan kelompok untuk memberikan terapi, konseling, dan intervensi lain untuk berbagai masalah kesehatan mental.

Psikolog menggunakan berbagai teknik dan pendekatan berbasis bukti, seperti terapi perilaku-kognitif (CBT), terapi psikoanalitik, dan terapi humanistik, untuk membantu klien meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Sementara psikiater adalah dokter spesialisasi perawatan kondisi kesehatan mental yang telah menyelesaikan residensi di bidang psikiatri.

Jadi seorang psikiater dapat meresepkan obat dan memberikan intervensi medis lainnya, seperti terapi elektrokonvulsif (ECT) dan stimulasi magnetik transkranial (TMS) untuk perawatan kondisi kesehatan mental.

Psikiater juga dapat memberikan terapi, tetapi biasanya difokuskan pada manajemen pengobatan dan aspek pengobatan medis lainnya.

Psikolog dan psikiater sama-sama mengatasi individu dengan masalah kesehatan mental, tapi pelatihan dan kualifikasi mereka berbeda, serta peran mereka dalam perawatan dapat bervariasi.

Penutup

Dalam psikologi, masih banyak istilah yang terlihat dan terkesan memiliki makna sama, padahal sebenarnya berbeda.

Untuk membantu kita menjelaskan soal kondisi kesehatan mental kita, mengetahui dan memahami tentang istilah psikologi sangat penting.

Kita semua dapat berperan dalam mempromosikan penggunaan bahasa yang akurat dan mengurangi kebingungan seputar konsep psikologis yang penting.

Dengan meluangkan waktu untuk mempelajari perbedaan ini dan menggunakannya secara akurat dalam percakapan kita sendiri, kita dapat meningkatkan komunikasi dengan ahli kesehatan mental dan orang-orang terkasih. Alhasil, pada akhirnya juga mendukung kesehatan mental kita sendiri.

Jadi, mari kita melangkah menuju kesehatan mental yang lebih baik dengan berkomitmen untuk selalu berusaha menggunakan bahasa yang tepat saat mendiskusikan topik psikologis.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "7 Istilah dalam Psikologi yang Berbeda Namun Sering Dianggap Sama"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau