Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Istilah selanjutnya yang sering dianggap sama adalah mekanisme koping dan mekanisme pertahanan.
Mekanisme koping lebih mengacu pada upaya aktif yang dilakukan individu untuk mengelola stres atau mengatasi situasi yang sulit.
Strategi mengatasi situasi yang sulit ini bisa dalam bentuk pemecahan masalah, mencari dukungan sosial, terlibat dalam teknik relaksasi, dan pendekatan proaktif lainnya untuk mengelola stres.
Mekanisme koping ini umumnya dipandang sehat dan adaptif, sebab membantu individu mengelola situasi sulit dengan cara yang konstruktif dan proaktif.
Sementara mekanisme pertahanan adalah strategi psikologis bawah sadar yang digunakan individu untuk melindungi diri dari emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, rasa bersalah, dan rasa malu. Mekanisme pertahanan ini banyak dibahas dalam literatur psikoanalisis.
Mekanisme pertahanan dapat mencakup represi, penyangkalan, proyeksi, dan strategi bawah sadar lainnya yang digunakan individu untuk menghindari emosi atau pikiran yang tidak nyaman.
Maka dari itu, mekanisme pertahanan biasanya dipandang sebagai hal yang tak sehat dan maladaptif dalam jangka panjang sebab hanya memberikan kelegaan sementara.
Selain itu mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan penghindaran masalah penting dan kesulitan dalam hubungan interpersonal.
Baik mekanisme koping maupun mekanisme pertahanan, keduanya dapat digunakan untuk mengelola stres. Meskipun demikian, keduanya merupakan pendekatan yang berbeda secara fundamental.
Mekanisme koping bersifat proaktif dan sadar, sedangkan mekanisme pertahanan bersifat otomatis dan tidak sadar.
Memahami perbedaan antara mekanisme koping dan pertahanan dapat membantu individu mengelola stres dan emosi yang sulit dengan lebih baik dengan cara yang sehat dan konstruktif.
Kedua istilah ini sering sekali kita dengar. Apakah kamu tahu kalau sebenarnya psikiater dan psikolog itu adalah dua hal yang berbeda?
Psikolog adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan S1 Psikologi dan melanjutkan S2 Profesi Psikologi. Sementara Psikiater adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan S1 Kedokteran kemudian melanjutkan pendidikan spesialis gangguan jiwa (Sp.Kj). Jadi, pendekatannya akan berbeda.
Seorang psikolog adalah profesional kesehatan mental yang biasanya memiliki gelar doktor dalam bidang psikologi dan dilatih dalam studi tentang perilaku manusia serta proses mental.
Psikolog bekerja dengan individu, pasangan, keluarga, dan kelompok untuk memberikan terapi, konseling, dan intervensi lain untuk berbagai masalah kesehatan mental.
Psikolog menggunakan berbagai teknik dan pendekatan berbasis bukti, seperti terapi perilaku-kognitif (CBT), terapi psikoanalitik, dan terapi humanistik, untuk membantu klien meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.
Sementara psikiater adalah dokter spesialisasi perawatan kondisi kesehatan mental yang telah menyelesaikan residensi di bidang psikiatri.
Jadi seorang psikiater dapat meresepkan obat dan memberikan intervensi medis lainnya, seperti terapi elektrokonvulsif (ECT) dan stimulasi magnetik transkranial (TMS) untuk perawatan kondisi kesehatan mental.
Psikiater juga dapat memberikan terapi, tetapi biasanya difokuskan pada manajemen pengobatan dan aspek pengobatan medis lainnya.
Psikolog dan psikiater sama-sama mengatasi individu dengan masalah kesehatan mental, tapi pelatihan dan kualifikasi mereka berbeda, serta peran mereka dalam perawatan dapat bervariasi.
Dalam psikologi, masih banyak istilah yang terlihat dan terkesan memiliki makna sama, padahal sebenarnya berbeda.
Untuk membantu kita menjelaskan soal kondisi kesehatan mental kita, mengetahui dan memahami tentang istilah psikologi sangat penting.
Kita semua dapat berperan dalam mempromosikan penggunaan bahasa yang akurat dan mengurangi kebingungan seputar konsep psikologis yang penting.
Dengan meluangkan waktu untuk mempelajari perbedaan ini dan menggunakannya secara akurat dalam percakapan kita sendiri, kita dapat meningkatkan komunikasi dengan ahli kesehatan mental dan orang-orang terkasih. Alhasil, pada akhirnya juga mendukung kesehatan mental kita sendiri.
Jadi, mari kita melangkah menuju kesehatan mental yang lebih baik dengan berkomitmen untuk selalu berusaha menggunakan bahasa yang tepat saat mendiskusikan topik psikologis.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "7 Istilah dalam Psikologi yang Berbeda Namun Sering Dianggap Sama"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.