Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Sedih adalah perasaan sakit atau ketidaknyamanan emosional yang sering disertai dengan tangisan, suasana hati yang buruk, dan penurunan energi atau motivasi. Kesedihan biasanya bersifat sementara dan dapat diselesaikan setelah situasi sulit tersebut berlalu.
Sementara depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang melibatkan perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus dan parah.
Hal ini merupakan gangguan mood yang bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memiliki gejala fisik, seperti perubahan nafsu makan, gangguan tidur, dan penurunan energi.
Perlu digarisbawahi bahwa depresi lebih dari sekadar merasa sedih. Depresi adalah keadaan yang secara terus-menerus dan meresap di dalam diri seseorang serta bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Untuk menentukan apakah seseorang depresi, perlu diagnosis dari seorang profesional bersertifikasi.
Jadi, ketika seseorang merasa sedih, belum tentu berarti ia sedang mengalami depresi. Sebab, kesedihan adalah bagian normal dari pengalaman manusia, bahkan dapat bermanfaat sebagai cara untuk memproses emosi dan pengalaman yang sulit.
Sementara depresi, adalah kondisi medis yang memerlukan diagnosis dan perawatan profesional.
Selanjutnya ada kepribadian dan karakter. Kedua hal ini sering dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda.
Kepribadian mengacu pada kumpulan sifat dan pola perilaku yang relatif konsisten dari waktu ke waktu dan lintas situasi. Ini mencakup berbagai faktor, termasuk temperamen, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai.
Ciri-ciri kepribadian dapat diukur dan sering digunakan untuk memprediksi perilaku seseorang. Sebab, kepribadian dapat memberikan wawasan tentang bagaimana individu cenderung merespons dalam situasi yang berbeda.
Di sisi lain, karakter mengacu pada kualitas moral dan etika seseorang. Karakter ini melibatkan kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah dan untuk bertindak sesuai dengan nilai serta prinsip seseorang.
Sementara kepribadian lebih fokus pada perbedaan individu dalam perilaku dan temperamen, karakter berkaitan dengan nilai-nilai moral dan etika yang dimiliki bersama lintas budaya dan masyarakat.
Ada sebuah analogi yang dapat membantu kita memahami perbedaan antara kepribadian dan karakter. Kepribadian seperti merek dan model mobil, ia memberikan informasi tentang desain dan kemampuan mobil. Sementara karakter, diibaratkan seperti pengemudi mobil yang menentukan bagaimana mobil dikemudikan dan ke mana perginya.
Ada banyak istilah untuk menjelaskan ketidaknyamanan yang kita alami, di antanya stres dan cemas. Apakah keduanya memiliki makna yang sama?
Tidak, stres dan cemas adalah dua hal yang berbeda. Stres merupakan respons alami terhadap ancaman atau tuntutan yang dialami oleh seseorang.
Stres adalah keadaan terangsang yang memicu serangkaian respons fisiologis dan psikologis yang dirancang untuk membantu kita mengatasi situasi yang menantang.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu stres, seperti pekerjaan, hubungan, kesulitan keuangan, atau penyakit fisik.
Stres memang bisa menjadi tidak menyenangkan dan tidak nyaman, tapi stres adalah bagian kehidupan yang normal dan bahkan perlu.
Di sisi lain, kecemasan adalah kekhawatiran atau ketakutan yang terus-menerus dan berlebihan tentang kejadian atau situasi di masa depan.
Tidak seperti stres, yang biasanya merupakan respons terhadap pemicu tertentu, kecemasan dapat bertahan meski tidak ada ancaman yang dapat diidentifikasi.
Kecemasan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyebabkan gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, berkeringat, dan ketegangan otot.
Stres dan kecemasan mungkin memiliki beberapa ciri umum yang serupa, namun kedua hal ini adalah pengalaman psikologis yang berbeda.
Jadi secara sederhana bisa dikatakan bahwa stres adalah respons normal dan adaptif terhadap situasi yang menantang, sedangkan kecemasan adalah kekhawatiran atau ketakutan yang lebih persisten dan berlebihan.
Memahami perbedaan antara istilah-istilah ini dapat membantu individu mengidentifikasi dan mencari pengobatan yang tepat untuk masalah kesehatan mental dengan lebih baik.
Istilah neurosis digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi kesehatan mental seseorang, termasuk gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan somatik.
Neurosis ditandai dengan kesusahan dan gangguan fungsi, tetapi individu tetap berhubungan dengan kenyataan. Namun, dalam psikologi modern istilah neurosis tidak lagi digunakan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental tertentu.
Selanjutnya, psikosis mengacu pada kondisi kesehatan mental yang parah yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan, termasuk gejala seperti halusinasi, delusi, dan pemikiran yang tidak teratur.
Psikosis dapat menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi berat.
Istilah psikosis dan neurosis memang tidak lagi digunakan sebagai istilah diagnostik, tapi memahami konteks historisnya dapat membantu individu lebih memahami evolusi diagnosis dan pengobatan kesehatan mental.