Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Qanita Zulkarnain
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal 7 Istilah Psikologi yang Kerap Dikira Sama Padahal Berbeda

Kompas.com, 4 Mei 2023, 15:03 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sedih adalah perasaan sakit atau ketidaknyamanan emosional yang sering disertai dengan tangisan, suasana hati yang buruk, dan penurunan energi atau motivasi. Kesedihan biasanya bersifat sementara dan dapat diselesaikan setelah situasi sulit tersebut berlalu.

Sementara depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang melibatkan perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus dan parah.

Hal ini merupakan gangguan mood yang bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memiliki gejala fisik, seperti perubahan nafsu makan, gangguan tidur, dan penurunan energi.

Perlu digarisbawahi bahwa depresi lebih dari sekadar merasa sedih. Depresi adalah keadaan yang secara terus-menerus dan meresap di dalam diri seseorang serta bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Untuk menentukan apakah seseorang depresi, perlu diagnosis dari seorang profesional bersertifikasi.

Jadi, ketika seseorang merasa sedih, belum tentu berarti ia sedang mengalami depresi. Sebab, kesedihan adalah bagian normal dari pengalaman manusia, bahkan dapat bermanfaat sebagai cara untuk memproses emosi dan pengalaman yang sulit.

Sementara depresi, adalah kondisi medis yang memerlukan diagnosis dan perawatan profesional.

Personality VS Character (Kepribadian VS Karakter)

Selanjutnya ada kepribadian dan karakter. Kedua hal ini sering dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda.

Kepribadian mengacu pada kumpulan sifat dan pola perilaku yang relatif konsisten dari waktu ke waktu dan lintas situasi. Ini mencakup berbagai faktor, termasuk temperamen, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai.

Ciri-ciri kepribadian dapat diukur dan sering digunakan untuk memprediksi perilaku seseorang. Sebab, kepribadian dapat memberikan wawasan tentang bagaimana individu cenderung merespons dalam situasi yang berbeda.

Di sisi lain, karakter mengacu pada kualitas moral dan etika seseorang. Karakter ini melibatkan kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah dan untuk bertindak sesuai dengan nilai serta prinsip seseorang.

Sementara kepribadian lebih fokus pada perbedaan individu dalam perilaku dan temperamen, karakter berkaitan dengan nilai-nilai moral dan etika yang dimiliki bersama lintas budaya dan masyarakat.

Ada sebuah analogi yang dapat membantu kita memahami perbedaan antara kepribadian dan karakter. Kepribadian seperti merek dan model mobil, ia memberikan informasi tentang desain dan kemampuan mobil. Sementara karakter, diibaratkan seperti pengemudi mobil yang menentukan bagaimana mobil dikemudikan dan ke mana perginya.

Stress VS Anxiety (Stres VS Kecemasan)

Ada banyak istilah untuk menjelaskan ketidaknyamanan yang kita alami, di antanya stres dan cemas. Apakah keduanya memiliki makna yang sama?

Tidak, stres dan cemas adalah dua hal yang berbeda. Stres merupakan respons alami terhadap ancaman atau tuntutan yang dialami oleh seseorang.

Stres adalah keadaan terangsang yang memicu serangkaian respons fisiologis dan psikologis yang dirancang untuk membantu kita mengatasi situasi yang menantang.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu stres, seperti pekerjaan, hubungan, kesulitan keuangan, atau penyakit fisik.

Stres memang bisa menjadi tidak menyenangkan dan tidak nyaman, tapi stres adalah bagian kehidupan yang normal dan bahkan perlu.

Di sisi lain, kecemasan adalah kekhawatiran atau ketakutan yang terus-menerus dan berlebihan tentang kejadian atau situasi di masa depan.

Tidak seperti stres, yang biasanya merupakan respons terhadap pemicu tertentu, kecemasan dapat bertahan meski tidak ada ancaman yang dapat diidentifikasi.

Kecemasan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyebabkan gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, berkeringat, dan ketegangan otot.

Stres dan kecemasan mungkin memiliki beberapa ciri umum yang serupa, namun kedua hal ini adalah pengalaman psikologis yang berbeda.

Jadi secara sederhana bisa dikatakan bahwa stres adalah respons normal dan adaptif terhadap situasi yang menantang, sedangkan kecemasan adalah kekhawatiran atau ketakutan yang lebih persisten dan berlebihan.

Memahami perbedaan antara istilah-istilah ini dapat membantu individu mengidentifikasi dan mencari pengobatan yang tepat untuk masalah kesehatan mental dengan lebih baik.

Psychosis VS Neurosis (Psikosis VS Neurosis)

Istilah neurosis digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi kesehatan mental seseorang, termasuk gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan somatik.

Neurosis ditandai dengan kesusahan dan gangguan fungsi, tetapi individu tetap berhubungan dengan kenyataan. Namun, dalam psikologi modern istilah neurosis tidak lagi digunakan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental tertentu.

Selanjutnya, psikosis mengacu pada kondisi kesehatan mental yang parah yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan, termasuk gejala seperti halusinasi, delusi, dan pemikiran yang tidak teratur.

Psikosis dapat menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi berat.

Istilah psikosis dan neurosis memang tidak lagi digunakan sebagai istilah diagnostik, tapi memahami konteks historisnya dapat membantu individu lebih memahami evolusi diagnosis dan pengobatan kesehatan mental.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Kenapa Topik Uang Bisa Jadi Sensitif dalam Rumah Tangga?
Kenapa Topik Uang Bisa Jadi Sensitif dalam Rumah Tangga?
Kata Netizen
Urgensi Penataan Ulang Sistem Pengangkutan Sampah Jakarta
Urgensi Penataan Ulang Sistem Pengangkutan Sampah Jakarta
Kata Netizen
Kini Peuyeum Tak Lagi Hangat
Kini Peuyeum Tak Lagi Hangat
Kata Netizen
Membayangkan Indonesia Tanpa Guru Penulis, Apa Jadinya?
Membayangkan Indonesia Tanpa Guru Penulis, Apa Jadinya?
Kata Netizen
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau