Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ayu Diahastuti
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Peringati Hari Tari Sedunia, Kota Solo Semarakkan lewat Solo Menari

Kompas.com - 11/05/2023, 13:54 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mengenakan adibusana putih para pelaku tari dari lintas generasi berkumpul menarikan gerakan-gerakan yang menyuguhkan kemolekan budaya Jawa.

Tak kalah menariknya, kota Solo melanjutkan lenggang tarinya ke arah Solo bagian Timur.

Mengambil tempat ikonik Kota Bengawan, Pasar Gede Harjonagoro, Solo menggaungkan kembali suluk budaya lawas; mengangkat sendratari Ramayana dengan lakon "Anoman Obong".

Nampak jelas bahwa Pemkot Surakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencoba mendongkrak ekonomi rakyat dengan mempromosikan public places berbasis ekonomi kerakyatan.

Sandiaga Uno dan Mas Gibran dalam arak-arakan menuju ke Balaikota SurakartaKompasiana/Ayu Diahastuti Sandiaga Uno dan Mas Gibran dalam arak-arakan menuju ke Balaikota Surakarta
Tak perlu melepas waktu terlalu lama. Seni tari terus memadati sudut kota Solo. Salah satu kampung destinasi wisata, Kampung Batik Kauman tak lepas dari sorotan panitia. Kota Solo kembali mengurai bisik lembut representasi sikap mental buah pekerti luhur dijereng di pelataran salah satu galeri batik.

Keriuhan pengunjung dalam pasar, di mana salah satu adegan Anoman Obong digelar Kompasiana/Ayu Diahastuti Keriuhan pengunjung dalam pasar, di mana salah satu adegan Anoman Obong digelar
Bukan hanya mengangkat warisan karya para pendahulu. Koreografer kekinian pun memulai detak gerak kontemporernya.

Pukul 16.00 WIB, Solo Paragon Mall mengawali perputaran roda seni sebagai mediasi releasing stress.

Selaku persembahan kepada publik, para praktisi seni dari dalam maupun luar kota Surakarta mengurai narasi fiksi mewujud dalam olah tari-tarian daerah di halaman Balaikota Surakarta.

Halaman depan Balaikota Surakarta pada saat persiapan Gelar Tari RakyatKompasiana/Ayu Diahastuti Halaman depan Balaikota Surakarta pada saat persiapan Gelar Tari Rakyat
Gelar tari rakyat yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB bukan hanya diusung oleh penampilan para penari dari kota Solo, namun juga dari daerah lain. Seperti halnya utusan datang dari Makasar, Depok, Magelang, Sragen, dan Banyumas.

Malam kembali berlanjut. Berkelindan dengan hentakan musik hip hop, kembali kaki saya menyusuri tembok-tembok mural di sepanjang Gatsu, Jalan Gatot Subroto.

Waktu pun melewati batas 21.15 WIB. Namun dengung musik kaum urban membawa naluri saya terus berjalan di koridor Gatsu. Ini memang sebuah realita yang menyatukan kami menyusuri malam jelang libur hari Minggu.

Salah satu b-boy urban street dance |Kompasiana/Ayu Diahastuti Salah satu b-boy urban street dance |
Semakin malam, saya melihat semakin banyak pengunjung, Bahkan sempat saya memindai beberapa wisatawan asing ikut larut dalam kemeriahan Solo Menari.

Pada dasarnya street dance bukanlah aliran hip-hop, namun malam itu kodifikasi jalanan New York terurai di sepanjang koridor Gatsu. Saya lebay? Well, I wish you were there with me.

Salah satu sudut kemolekan GatsuKompasiana/Ayu Diahastuti Salah satu sudut kemolekan Gatsu
Beragam olah tubuh seperti gerakan kaki, freeze, hingga headspin dari kru b-boying menjadi pembuka urban street dance di sepanjang malam Gatsu.

Kota Solo masih memanjakan masyarakat dengan tarian. Pementasan tarian di arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) mengalun mesra. Hingga waktu menutup genap 06.00 WIB, gema gerak tari usai meluruh kota Surakarta.

Koridor Gatsu, kurleb 200 meter dari venue Urban Street DancKompasiana/Ayu Diahastuti Koridor Gatsu, kurleb 200 meter dari venue Urban Street Danc
Seni tari menjelma dalam tugasnya memenuhi kebutuhan spiritualitas manusia. Sebagai representasi kecerdasan emosi para pelaku seni tari telah meleburkan pengalaman-pengalaman abstrak ke dalam pengalaman-pengalaman berbasis tubuh.

Selamat Hari Tari Sedunia!

Salam dari Solo, The Spirit of Java

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Solo Menari, Hidupkan Kembali Semarak Hari Tari Sedunia"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau