Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Banyaknya anjing-anjing yang ditelantarkan inilah yang kerap menimbulkan masalah karena tidak terawat dan akhirnya kerap mengidap berbagai penyakit, mulai dari penyakit kulit, cacingan, hingga rabies.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, di Bali diprediksi ada sekitar 599 ribu ekor anjing.
Yang membuat semakin miris adalah dari jumlah 599 ribu ekor ajing di Bali, mayoritasnya didominasi oleh anjing liar yang hidup berdampingan dengan masyarakat.
Sebagai orang yang tinggal di Bali, saya pribadi juga waswas ketika melihat anjing liar ketika berada di luar rumah.
Ditambah lagi sikap anjing tak bisa diprediksi, kadang anjing bisa cukup tenang namun juga tak jarang bisa begitu agresif ketika kita berada di dekatnya.
Kita juga perlu memahami apakah anjing atau hewan lain, seperti kera, rubah, dan lainnya menunjukkan gejala rabies.
Salah satu tanda hewan yang bisa menularkan rabies adalah ia memiliki sikap agresif dan akan menggigit apa saja yang ia lihat, baik benda maupun manusia.
Selain itu hewan itu akan mengeluarkan air liur yang berlebihan, takut akan suara, atau takut air. Maka dari itu, cara terbaik untuk menghindari agar tak terinfeksi rabies adalah dengan melaporkan keberadaan hewan-hewan tersebut kepada pihak terkait.
Jangan sampai kita menjadi masyarakat yang cuek dan tak peduli jika kita sadar dan melihat ada hewan dengan gejala rabies.
Hal ini selain akan menyelamatkan hewan itu, juga tentu akan menyelamatkan hidup kita dari ancaman tertular rabies.
Jika kita melaporkan keberadaan hewan tadi, hewan itu bisa diamankan dan diberi perawatan dengan baik. Dengan begitu meski sedikit, kita bisa ikut berkontribusi memutus rantai penularan rabies di Bali.
Kemudian, sebelum kita memutuskan untuk memelihara hewan, apalagi anjing, pastikan kita mampu, mau, dan siap untuk merawatnya dengan baik. Jangan sampai ketika sudah mengadopsi anjing tersebut, kita malah menelantarkannya karena alasan bosan atau tidak mampu merawat lagi.
Memelihara hewan, terutama anjing, memang mendatangkan kesenangan dan keseruan tersendiri, sebab seakan kita memiliki teman untuk bercanda dan berbicara.
Akan tetapi, kita juga perlu bijak untuk menahan diri dalam memelihara hewan jika kita termasuk orang yang cepat bosan, mudah kesal, merasa kehadiran anjing adalah hal yang menyusahkan, atau tidak merasa tidak mampu secara finansial untuk merawat hewan itu dengan baik.
***