Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius B Prasetyo
Penulis di Kompasiana

A Masterless Samurai

Pindah Kewarganegaraan, tentang "Kyoushuu" dan Cinta kepada Negara

Kompas.com - 11/08/2023, 14:42 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Lalu, bagaimana kontribusi saya kepada Indonesia?

Pertanyaan seperti ini adalah salah satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Sebab, arti kontribusi bagi setiap orang akan bermacam-macam, tergantung bagaimana persepsi orang tersebut.

Meski belum atau mungkin tidak bisa dibilang kontribusi, saya sering membagikan tulisan mengenai teknologi, baik di Kompasiana, kompas.com, maupun di media lain untuk sekadar berbagi dan bahan belajar bersama.

Tulisan yang sering saya bagikan adalah tentang teknologi, terutama teknologi kekinan sebab saya merasa topik ini penting untuk dibahas.

Apa yang mendorong saya untuk menulis tentang teknologi? Pendapat pribadi, teknologi itu bukan cuma tentang istilah, seperti ChatGPT, AI, metaverse, block chain, NFT dan sebagainya.

Hal terpenting teknologi adalah bagaimana esensinya. Untuk mengetahui esensi, maka pemahaman tentang teknologi, adalah masalah penting.

Otomatis, pemahaman ini sangat membantu untuk menulis (memberikan pendapat) karena bisa mengulas berbagai sudut pandang dari yang sempit, sampai luas (menyeluruh).

Sebagai catatan, saya tidak sedang menafikan orang yang menulis tentang teknologi. Mereka pasti sudah bersusah payah untuk mencoba mencari serta merangkumnya dari berbagai sumber.

Akan tetapi, sekali lagi untuk memberi penekanan, pemahaman adalah soal terpenting. Kita tentu tidak mau menyebarkan pemahaman kurang tepat, atau malah membingungkan, bukan?

Contohnya, yang sedang tren saat ini, yaitu kehebohan tentang nikuba.

Banyak orang yang tidak memahami esensi teknologinya, apalagi tentang energi hidrogen, memberikan komentar. Kebanyakan komentar (menurut pengamatan pribadi), tidak paham pokok permasalahan dan hanya membuat suasana makin runyam.

Secara singkat, yang namanya temuan teknologi harus dapat dibuktikan secara ilmiah, berdasarkan kaidah baku yang sudah ada. Ini bukan masalah "pembantaian", tidak ada penghargaan, dan hal-hal semacamnya.

Lalu, bagaimana soal pindah kewarganegaraan, apakah saya berminat untuk pindah kewarganegaraan?

Jawabannya tegas, "Tidak!"

Alasannya singkat saja, karena merasa memiliki ikatan batin dengan orang-orang yang saya cintai di Indonesia.

Memori masa kecil, sesekali bernostalgia tentang berbagai peristiwa, mulai dari yang menyenangkan maupun menyebalkan serta menyakitkan, tidak berhenti ingin saya lakukan.

Tentu ikatan ini bukan hal yang supernatural belaka. Hubungan batin ini hendak saya rasakan terus, secara langsung. Terutama saya mau agar nantinya, selalu merasakan melalui pancaindra, alias berada langsung di tanah kelahiran.

Meskipun bekerja di luar negeri, saya ingin masih punya tempat untuk pulang. Artinya saya hendak terus merasakan udara, bau tanah selepas hujan, kebisingan, suara jangkrik, dan lain-lain, terutama "pelukan hangat" dari ibu pertiwi.

Kyoushuu atau rasa kerinduan akan kampung halaman, dan kemudian pulang ke pangkuan ibu pertiwi, adalah hal yang tidak mungkin saya tinggalkan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tentang "Kyoushuu" dan Warga Negara"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau