Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di samping itu juga, penting untuk menambah jumlah kader/relawan muda dalam memberikan dukungan sosialisasi ke masyarakat. Hal ini bisa membantu menumbuhkan rasa idealis bagi kaum ibu agar tidak terpatok pada pola asuh yang apa adanya seperti ciri khas pengasuhan orangtua zaman dulu.
Selanjutnya, dukungan berupa ragam makanan bergizi yang layak dan dengan jumlah yang tidak sedikit juga perlu dipenuhi. Tentu hal ini juga harus diawasi oleh ahli kesehatan di bidangnya, seperti ahli gizi di pusat kesehatan agar tak ada kekeliruan.
Sebagai tindakan preventif dan vital, makanan yang diberikan sebagai bantuan pemerintah ini diharapkan dapat juga diberikan ke setiap masyarakat yang sedang hamil dan memiliki anak tanpa harus masuk kategori merah dan kategori masyarakat miskin. Faktanya, banyak kasus stunting justru terjadi pada orang tua yang tidak berkategori miskin.
Oleh sebab itu, stunting sudah seharusnya menjadi kasus yang tidak ada di Indonesia. Pemerintah pun dapat meniru keberhasilan negara tetangga dalam menangani kasus stunting.
Miskonsepsi terjadi apabila para pihak berwenang main-main dan dinilai tidak memiliki program yang tepat sasaran untuk wilayah-wilayah di Indonesia.
Adalah sebuah blunder apabila sampai mengeluarkan pernyataan bahwa status stunting yang sudah turun dan bukan lagi menjadi persoalan yang darurat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Miskonsepsi Penanganan Stunting di Indonesia"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.