Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eko Adri Wahyudiono
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Eko Adri Wahyudiono adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Antara Murid Nakal dan Razia Rambut di Sekolah

Kompas.com - 18/09/2023, 20:08 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Razia yang dilakukan di sekolah biasanya ditujukan pada aspek kerapian siswa: dari razia kelengkapan seragam hingga kepantasan rambut.

Untuk atribut seragam mungkin akan terlihat, bagian mana yang kurang dari seragam. Tapi, jika sudah razia rambut, bagaimana sekiranya aturan bentuk rambut yang boleh dan tidak boleh?

Biasanya rambut yang dianggap "gondrong" pada akhirnya dipotong oleh guru dalam gugus Kamtib di satu sekolah tersebut.

Kita juga sering mendengar, "Murid nakal? Digundul saja biar kapok!" untuk menggeneralisasi cara menertibkan murid. Pada akhirnya murid-murid yang terjaring razia rambut ini akan dianggap nakal.

Anehnya, murid yang berambut gondrong atau panjang juga bisa mendapatkan sanksi pengguntingan rambut walaupun tak tergolong nakal.

Setelah itu, setiap kali murid yang kena razia tidak terima, perasaan marah/kecewa yang ia rasakan hanya bisa dipendam dalam-dalam.

Mengapa Murid Tidak Boleh Punya Rambut Gondrong?

Berdasarkan pengalaman mengajar di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Australia, sebetulnya rambut murid-murid di sana juga tidak gondrong.

Namun penting untuk disimak, bila kita lihat, ada murid di Jepang maupun Korea Selatan yang rambutnya gondrong hingga dicat warna-warni. Sayangnya itu hanya terjadi di film dan tidak mewakili realitas nyata pembelajaran di sekolah.

Jika dibandingkan dengan sekolah semi-militer, misalnya, seluruh dunia, ukuran panjang rambut murid, taruna atau kadetnya, sangat ketat dibatasi dan rutin diperiksa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Bahaya Mengintai di Balik Generasi Salin Tempel

Bahaya Mengintai di Balik Generasi Salin Tempel

Kata Netizen
Upaya Memulihkan Komoditi Cengkeh yang Nyaris Punah

Upaya Memulihkan Komoditi Cengkeh yang Nyaris Punah

Kata Netizen
Konten Edukasi Kesehatan Video atau Tulisan, Mana Lebih Menarik?

Konten Edukasi Kesehatan Video atau Tulisan, Mana Lebih Menarik?

Kata Netizen
Menilik Profesi Satpam Hotel, Role Model Perusahaan Jasa Masa Kini

Menilik Profesi Satpam Hotel, Role Model Perusahaan Jasa Masa Kini

Kata Netizen
Melihat Bagaimana Radio Memenuhi Kenangan Banyak Remaja 90-an

Melihat Bagaimana Radio Memenuhi Kenangan Banyak Remaja 90-an

Kata Netizen
Punya Tabungan tapi Kok Masih Terlihat Miskin?

Punya Tabungan tapi Kok Masih Terlihat Miskin?

Kata Netizen
Surutnya Danau Poso Berdampak pada Keberlanjutan Energi Terbarukan

Surutnya Danau Poso Berdampak pada Keberlanjutan Energi Terbarukan

Kata Netizen
Mengenal Tenun Telepoi, Simbol Kekuatan Perempuan Suku Rendo NTT

Mengenal Tenun Telepoi, Simbol Kekuatan Perempuan Suku Rendo NTT

Kata Netizen
Mewujudkan Ekonomi Kelautan Indonesia yang Berkelanjutan

Mewujudkan Ekonomi Kelautan Indonesia yang Berkelanjutan

Kata Netizen
Soal Pemisahan Kementerian Kebudayaan, Bercerminlah pada Yogyakarta

Soal Pemisahan Kementerian Kebudayaan, Bercerminlah pada Yogyakarta

Kata Netizen
Penggunaan Ganja Bisa Memperparah Gejala Psikosis

Penggunaan Ganja Bisa Memperparah Gejala Psikosis

Kata Netizen
Dua Sumbangsih Warung Kecil beserta Kenangan-Kenangannya

Dua Sumbangsih Warung Kecil beserta Kenangan-Kenangannya

Kata Netizen
Menjunjung Tinggi Kejujuran dalam Menghimpun Data Stunting

Menjunjung Tinggi Kejujuran dalam Menghimpun Data Stunting

Kata Netizen
Kompasianival Hadir Lagi, Tahun Ini Usung Tema 'Sustaination'

Kompasianival Hadir Lagi, Tahun Ini Usung Tema "Sustaination"

Kata Netizen
Jakarta Melawan Dirinya Sendiri

Jakarta Melawan Dirinya Sendiri

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com