Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Berkaitan dengan itu, maka urbanisasi sejatinya adalah bagaimana orang-orang yang hidup di kolong-kolong tol, pinggiran rel kereta, atau perkampungan padat di pinggiran superblok yang berisi pusat-pusat konsumsi kelas menengah datang dari kampung-kampung yang mulai kehilangan lahan pertanian berjuang naik turun dalam bagian yang disebut tidak untuk semua golongan itu.
Kebanyakan dari orang-orang itu adalah mereka yang disebut-sebut sebagai penyebab utama kemacetan karena menggunakan kendaraan roda dua.
Pasalnya, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, terdapat sekitar 25.5 juta kendaraan bermotor di DKI Jakarta yang menjadi penyumbang polusi udara di Jakarta di samping aktivitas industri. Ironis memang, sudahlah mereka miskin, masih juga dicap sebagai penyumbang polusi.
Sementara itu, di hidup yang lain justru ada sekelompok masyarakat yang hampir tidak tersentuh cahaya matahari di bawah langit Jakarta yang mengerikan. Mereka hidup dengan tenang di dalam kamar tidur dengan pendingin, serta bekerja di kantor-kantor megah.
Jakarta dengan dirinya adalah ibu kota yang membunuh Ibu Pertiwi. Kamu setuju?
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Jakarta Versus Dirinya Sendiri"