Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pemberitaan positif tentang keberhasilan, inovasi, dan kontribusi petani akan membentuk pandangan positif terhadap profesi pertanian.
Tantangan yang dihadapi sektor pertanian Indonesia mencakup berbagai faktor, mulai dari kurangnya daya tarik profesi hingga kesulitan dalam memperoleh agro-input seperti pupuk, bibit, dan obat.
Sebab, sekarang harga pupuk dan bibit di Indonesia relatif mahal, terlebih ketersediannya juga banyak dikeluhkan para petani. Sulitnya mendapatkan pupuk membuat sebagian petani putus asa dan meninggalkan lahan pertanian. Begitu pula dengan lahan, rata-rata cuma 0,3 ha dari minimal 2 ha lahan ideal untuk pertanian.
Oleh karenanya, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyeimbangkan harga jual dan harga agro-input, memastikan ketersediaan pupuk, dan menciptakan kondisi yang mendukung para petani.
Selain itu, citra petani yang masih terkotak sebagai profesi kotor, jorok, dan rendah perlu diubah melalui kampanye media yang fokus pada keberagaman dalam profesi pertanian.
Menggambarkan keberhasilan dan dedikasi petani dapat mengubah persepsi dan meningkatkan daya tarik profesi ini, terutama di mata generasi muda.
Media massa, dengan segala keberpihakan dan kontrol sosial yang dimilikinya, dapat menjadi kekuatan positif dalam mengangkat citra petani dan pertanian.
Edukasi, pemberdayaan, promosi produk lokal, pemberitaan positif, advokasi kebijakan, dan mengangkat citra positif adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh media untuk mendukung pertanian di Indonesia.
Pertama, media dapat menjadi platform edukasi dan informasi, memberikan pelatihan dan wawasan baru bagi petani. Program televisi, radio, dan media online dapat mengajarkan cara meningkatkan produktivitas, mengelola risiko, dan beradaptasi dengan tren pasar.
Kedua, media dapat memberdayakan petani dengan memberikan mereka ruang untuk berbicara dan berbagi pengalaman. Melalui wawancara dengan petani sukses, liputan mengenai proyek pertanian lokal yang berhasil, dan penghargaan bagi petani terbaik, media dapat memberikan dorongan positif kepada petani.
Ketiga, media dapat memainkan peran dalam promosi produk lokal. Dengan memberikan liputan mendalam mengenai keunikan dan kualitas produk pertanian, petani dapat memasarkan produk mereka secara langsung kepada konsumen, meningkatkan peluang penjualan.
Keempat, melalui pemberitaan positif, media dapat membantu mengatasi stereotip negatif tentang petani. Menyoroti keberhasilan, inovasi, dan kontribusi petani terhadap masyarakat dapat membentuk pandangan yang lebih positif terhadap profesi pertanian.
Kelima, media dapat berperan dalam advokasi kebijakan dan kontrol sosial. Dengan memberikan liputan mendalam mengenai isu-isu pertanian, media dapat mengajak masyarakat untuk mendukung kebijakan yang memajukan petani serta pertanian.
Keenam, media dapat membantu mengubah citra petani. Dengan mengangkat keberagaman dalam profesi pertanian dan menyoroti keberhasilan petani dari berbagai latar belakang, media dapat merubah persepsi publik dan meningkatkan daya tarik profesi pertanian.
Pada akhirnya, kesadaran akan pentingnya memanfaatkan media massa untuk meningkatkan kesadaran dan mengangkat citra para petani dan pertanian di Indonesia adalah suatu keniscayaan.
Dengan memanfaatkan media massa, kita dapat membantu menciptakan citra yang lebih positif terhadap petani dan pertanian, serta meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai peran vital mereka dalam mewujudkan ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.
Pemberitaan yang dilakukan secara terus menerus dan terorganisir akan menjadi kunci untuk mengangkat citra positif para petani dan pertanian itu sendiri.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Peran Strategis Media dalam Mengangkat Citra Petani"