Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dina Amalia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dina Amalia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kompas.com - 31/08/2024, 20:29 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mengapa orang suka mengoleksi buku? Pertanyaan yang kerap muncul, bahkan ketika orang lain sudah mengetahui jawabannya.

Tak sedikit pula yang kebingungan, mengapa ketika saat ini dunia sudah jatuh kepelukan budaya digital, di mana seseorang dapat lebih mudah menelusuri berbagai informasi, tetapi masih mau mengoleksi buku?

Memang, seiring melekatnya teknologi di kehidupan kita, segala informasi dan berbagai hal yang kita inginkan jadi semakin mudah terpenuhi, termasuk buku yang kerap tergeser ke versi digital alias e-book.

Namun tetap saja, hal tersebut tidak mampu mengalahkan minat dan favorit pencinta buku untuk tetap membaca melalui buku fisik hingga mengoleksinya.

Buku fisik tetap digandrungi dan menjadi barang koleksi, karena menjadi salah satu saksi sejarah perjalanan tokoh bangsa yang akan 'langka' di masa mendatang.

Koleksi bukan sekadar koleksi, rupanya kegemaran dalam mengoleksi buku juga diungkap dalam kacamata psikologis.

Sisi Psikologis Mengoleksi Buku

Mengoleksi buku bukan hanya sebatas menata lembaran-lembaran kata yang disampul rapi.

Bagi sebagian individu khususnya kolektor, koleksi buku menjadi pintu gerbang ke dunia mereka, yang mencerminkan kepribadian dan minat mereka.

Berikut alasan mengoleksi buku diungkap dari sisi psikologis yang diolah dari beberapa sumber:

1. Kebutuhan emosi dan fungsional

Sisi psikologis pertama, yakni diungkap oleh Psikolog Anastasia Satriyo melalui lifestyle binis.com, bahwa kegemaran mengoleksi bisa lahir karena adanya kebutuhan emosi dan fungsional. 

Emosi bisa dipahami sebagai scope atau spektrum, seperti bagaikan 'warna', di mana seluruh perilaku individu butuh dipandang baik dari sisi frekuensi maupun intensitasnya.

Seperti misal, dari kecil sudah gemar membaca hingga bisa mengumpulkan beragam bacaan/buku, jadi hingga dewasa tetap mengoleksi sebagai kenang-kenangan yang berkesan di masa kecilnya.

Contoh lainnya, misal ketika masa kanak-kanak mungkin pernah mengalami kondisi yang tidak memungkinkan dari sisi finansial untuk membeli buku, sehingga ketika sudah dewasa ingin membalas dan memiliki semua yang belum sempat ia rasakan atau telah lama ia idam-idamkan, jadi semacam 'kompensasi'.

2. Kesenangan dan keajegan tujuan yang jelas

Salah satu hal yang kerap dirasakan ketika mengoleksi yakni karena menyenangkan. "Menyenangkan" di sini menjadi rasa "murni" yang memang sangat membuat hati bahagia.

Selain itu, ketika memilih untuk mengoleksi buku ataupun barang lainnya tentu memerlukan penetapan dan kemantapan yang kuat, apakah sanggup untuk merawatnya dengan baik. 

Sisi ini menjadi salah satu cermin diri si kolektor yang ajeg memiliki sebuah tujuan jelas dan kekonsistenan dalam berburu buku, membaca, mengumpulkan, menata, hingga merawatnya.

3. Kepuasan intelektual

Dalam proses mengumpulkan buku tentu bukan sekadar membeli lalu menata, melainkan membutuhkan kejelian untuk beberapa hal, seperti pengetahuan terhadap kategori buku, isi buku yang dibutuhkan, hingga proses penyortiran kondisi buku.

Ketika buku sudah terkumpul akan merasakan berbagai hal indah yang mungkin edisi-edisi bukunya jarang dimiliki oleh orang lain, dan hasilnya bisa dinikmati dengan hati yang puas.

Pada proses mengumpulkan tersebutlah yang memberikan rasa kepuasan intelektual, ditambah dengan isi buku yang bisa kapan saja dipelajari. Apalagi jika bukunya mungkin datang dari masa lalu alias lawas, sudah pasti memiliki dan menceritakan ribuan informasi relevan.

4. Sarana mengekspresikan diri

Mengoleksi buku juga menjadi sarana untuk mengekpresikan diri, di mana dalam hal ini kolektor sudah mengenal dirinya, apa saja yang mereka sukai, apa yang membuat mereka nyaman, minat apa yang membuat mereka bahagia.

Buku menjadi pilihannya, bisa jadi termotivasi akan kesukaannya terhadap genre buku tertentu atau sekadar nostalgia dengan menikmati buku-buku lawas untuk mengabadikan sejarah. Selain itu, bisa juga karena mengandung kenangan dirinya, entah dari proses perjalanan mencari buku hingga kenangan bersama tokoh-tokoh kesukaannya.

Kolektor juga mengekpresikan dirinya dari cara menata ruang koleksi dan pilihan buku. Seperti mengkhususkan koleksi pada pilihan genre tertentu yang ia suka saja, hal ini menjadi pengungkapan kepribadiannya kepada orang lain.

Kemudian, seperti apa suasana ruangannya itulah cerminan dirinya. Misalnya, buku-buku yang ditata menyesuaikan warna, kemudian ruangannya hening namun tetap cozy, mencerminkan dirinya yang rapi, elegan, dan mengutamakan kenyamanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kata Netizen
Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Kata Netizen
Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Kata Netizen
Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kata Netizen
Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Kata Netizen
Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Kata Netizen
Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Kata Netizen
Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Kata Netizen
Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Kata Netizen
Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Kata Netizen
Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kata Netizen
Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Kata Netizen
Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Kata Netizen
Mengenal 'Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Mengenal "Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Kata Netizen
Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau