Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Saat melamar kerja, kita biasanya mengirimkan curriculum vitae/ resume yang isinya data diri lengkap serta portofolio yang isinya rangkuman hasil kerja kita selama ini.
Portofolio ini bisa berupa deretan tugas, proyek atau pekerjaan yang kita bisa selesaikan dan banggakan. Harapannya, hasil kerja ini bisa dijadikan sebagai bukti atas kompetensi dan keterampilan yang kita klaim untuk kuasai.
Selama ini, kebanyakan pelamar kerja (job seekers) dan kaum profesional di Indonesia menggunakan portofolio kerja untuk proses rekrutmen. Namun, sayangnya masih belum banyak yang membuat portofolio karier.
Mungkin, Anda bertanya: "Apa sih bedanya portofolio kerja dan portofolio karier?" Bisa jadi karena selama ini Anda mengenal portofolio cuma soal pekerjaan.
Portofolio Kerja VS Portofolio Karier
Secara sederhana, portofolio kerja adalah sebuah sederet karya atau hasil kerja yang kita sudah lakukan yang tujuannya untuk mendapatkan sebuah posisi pekerjaan. Jenis portofolio inilah yang kita kerap jumpai di dunia kerja sekarang di tanah air.
Katakanlah, kalau Anda seorang pelamar kerja untuk posisi jurnalis, Anda harus sertakan sejumlah tulisan hasil liputan Anda sebelumnya atau tautan menuju laman web yang menjadi tempat Anda menayangkan hasil kerja atau memuat judul buku yang Anda pernah publikasikan sebagai pewarta.
Lalu, portofolio karier adalah sebuah rangkuman karya atau hasil kerja Anda di masa lalu yang Anda pernah kerjakan atau terlibat di dalamnya secara aktif dengan tujuan yang lebih luas daripada sekadar mencari pekerjaan.
Mungkin Anda bertanya, memang ada tujuan pembuatan portofolio selain untuk mendapatkan pekerjaan? Tentu ada.
Bagi Anda yang sudah memiliki pengalaman, bisa jadi Anda tak cuma ingin mendapatkan posisi pekerjaan yang lebih menjanjikan di masa depan, tapi juga bisa juga menjadi 'umpan' untuk mendapatkan peluang kerjasama, endorsement, iklan, kesempatan diundang sebagai pembicara, proyek/ kesempatan kerja lepas, konsultansi, atau kemitraan bisnis, dan sebagainya.
Intinya, portofolio karier tak cuma berisi soal deretan karya dalam bidang profesional Anda tetapi juga lebih luas dari itu.
Lalu apa bedanya isi portofolio kerja dan portofolio karier?
Dalam sebuah portofolio kerja, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, 'cuma' berisi daftar proyek yang sudah berhasil Anda kerjakan.
Proyek-proyek ini harus berkaitan erat dan langsung dengan bidang kerja Anda. Jadi jika Anda wartawan, haruslah isi portofolio kerja adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunia jurnalistik saja.
Namun, portofolio karier jauh lebih luas. Isi dan cakupannya selain proyek-proyek Anda di bidang pekerjaan masa lalu hingga saat ini, Anda juga harus memasukkan narasi personal branding Anda yang unik dan berbeda dari kandidat lain.