Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Hubungan renggang antara anak laki laki dengan bapak sering didapati dalam konflik. Saya marasakan sendiri saat remaja sering sekali berbeda pendapat hingga terjadi konflik kecil dengan ayah.
Bonding dengan ayah rasanya saat remaja sangat sulit, kami bahkan beberapa kali saling diam, tidak berkomunikasi beberapa hari. Kalau sudah begini saya kena marah ibu dan diminta untuk minta maaf dan mulai membuka komunikasi dengan ayah.
Rasanya berat dan muncul ego, kenapa saya yang harus memulai komunikasi? lama kelamaan akhirnya saya sadar juga. Sebagai anak, rasanya tak pantas melawan seorang ayah dengan berani mendiamkan, tidak berbicara dan berkomunikasi.
Hal ini ternyata terjadi lagi, tapi sekarang posisi saya menjadi bapak. ada beberapa momen saya berkonflik dengan anak laki laki saya yang mulai remaja. Hampir mirip kejadiannya. Dari situlah saya sadar, dulu saya sebagai anak merasa benar sendiri. Egonya salah kaprah.
Memulai bonding dengan anak yang memasuki remaja ada trik khusus, selain zaman sudah jauh berubah, pola hubungan orangtua dan anak juga mengalami pergeseran. Anak tidak lagi diperlakukan sebagai layaknya anak, ia sudah berubah remaja lalu memasuki masa dewasa.
Pola pikirnya berubah, sensivitas perasaannya juga berubah. Perlakuan saat kanak kanak sudah tidak bisa lagi diterapkan.
Anak-anak ini perlu diberikan apresiasi dan diberikan rasa 'hormat'. Tapi rasa 'hormat' di sini bukan membalik keadaan, bukan orangtua malah berubah jadi 'hormat' kepada anak.
Tapi rasa 'hormat' di sini anak diberikan kebanggaan di depan teman-temannya, lingkungannya, termasuk dalam lingkup keluarga. Di hadapan adik-adiknya. Saya menamakan dengan memberikan 'kepantasan' sikap.
Oleh karena itu saat berkomunikasi dengan anak saya menggunakan relasi 'sahabat' atau relasi 'pertemanan'. Seolah saya menurunkan ego saya sebagai bapak dan muncul sebagai seorang teman.
Saya sedikit banyak belajar bahasa gaul anak muda zaman now, memahami gaya komunikasi anak zaman now, tidak menggurui, tidak memberikan perintah layaknya komandan ke bawahan.
Bahkan saya tak segan bertanya dan merasa tidak paham untuk minta diajarkan anak-anak. Biasanya anak-anak ini merasa senang bila orangtuanya mau bertanya tentang sesuatu hal tentang dunia mereka.
MIsalnya saya bertanya tentang Kpop, artis artis korea yang sedang digandrungi anak-anak muda. atau hal lain yang bersifat dunia pop zaman now.
Biasanya mereka dengan senang hati memberikan jawaban dan menerangkan dunia mereka. Dari sinilah bonding saya mulai. Merasa border antara orangtua dan anak mulai menipis dan tidak lagi menjadi penghalang.
Kalau sudah begitu timbul saling menghargai, dunia mereka yang kadang tidak dipahami orangtua mulai dikenali orangtua. Yang perlu dilakukan orangtua adalah menjaga ada batas yang disepakati tidak boleh dilanggar. seperti batas tentang penyalahgunaan obat terlarang, minuman keras hingga perilaku seks yang belum boleh dilakukan hingga resmi menikah.
Kesepakatan itu saya bicarakan dengan anak-anak, termasuk saat saya melarang anak-anak untuk tidak menginap di rumah temannya. Saya memang membuat kesepakatan anak-anak tidak diizinkan berada di luar rumah pada jam tertentu. Sebelumnya saya jelaskan kenapa ada pembatasan ini, biasanya ada perdebatan hingga anak kemudian paham.