Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ternyata menurut RW kenaikan itu untuk iuran Agustus yang ditarik September. Bendahara RW pun mengaku 'saya tidak ingat'. Persis seperti saksi ketika di pengadilan...saya lupa atau saya tidak ingat.
Setelah berdebat akhirnya Pak RT mengalah dan menambah kekurangan iuran. Total RT 'nombok' 90 rumah/ruko x Rp 50.000 = Rp 4,5 juta. Kas RT pun terkuras.
Terus terang, kalau ada yang mau menggantikan, saya mau lepas jabatan "Menteri Keuangan' RT. Pekerjaan yang statis dan rutinitas kurang saya sukai. Saya lebih suka pekerjaan yang inovatif dan kreatif, seperti menulis untuk mencerdaskan masyarakat.
Maklumlah saya arkeolog yang biasa bekerja di lapangan, apalagi lama menekuni dunia kewartawanan atau jurnalis. Sejak awal Februari lalu kesibukan saya semakin bertambah. Waduh makin repot nih.***
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pengorbanan Pengurus RT, Sering Rugi Waktu dan Finansial"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.