Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Masykur Mahmud
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Masykur Mahmud adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Nasib Buku di Negara yang Minat Bacanya Kurang

Kompas.com - 27/02/2025, 16:57 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Negara Skandinavia seperti Finlandia terdapat 700 pustaka publik. 70% penduduk Finlandia tinggal dengan jarak 3 kilometer dari pustaka. Artinya, pemerintah membangun pustaka yang mudah dijangkau oleh mayoritas penduduk. 

Helsinki City Library sebagai pustaka terbesar Finlandia memiliki koleksi 1.5 juta buku. Total penduduk Finlandia sedikit kurang sama dengan jumlah penduduk Aceh, yaitu 5.6 juta. 

Berapa jumlah koleksi buku di pustaka wilayah Aceh? menurut data, terdapat 260 ribu koleksi buku di dalamnya. Adakah manuskrip berharga yang tersimpan di dalamnya? ada, tapi masih sedikit dibanding koleksi pustaka luar negeri. 

Contoh lain, pustaka Leiden di Belanda memiliki 5 juta koleksi buku. Di dalamnya juga tersimpan lebih dari 500 ribu surat, 100 ribu peta, da 300 ribu gambar. 

Padahal, populasi Belanda hanya 17 juta. Iya, 17 juta. Kenapa pemerintah Belanda begitu peduli pada koleksi buku dan manuskrip tua yang hampir sulit ditemukan di pustaka manapun di dunia?

Tidak heran Belanda begitu terdepan dengan teknologi dan keilmuannya. Walaupun Belanda hanya memiliki 20 universitas, tapi teknologi mereka jauh di atas rata-rata. 

Republik Ceko termasuk negara dengan jumlah pembaca terbaik di dunia. Ada lebih dari 5 ribu pustaka publik disana dengan koleksi buku 6.5 juta di pustaka nasional mereka. Populasi republik Ceko hanya 6 juta jiwa. 

Pemerintah Ceko benar-benar menaruh perhatian besar pada buku. Terlihat jelas pada jumlah pustaka yang berhasil dibangun untuk publik dan koleksi buku pada setiap pustaka. 

Bagaimana nasib pustaka Indonesia? Akankah pemerintah tergerak untuk memperbaiki dan membangun pustaka lebih banyak di setiap daerah?

Jumlah kampus di Indonesia terlalu banyak dibanding Cina. Indonesia memiliki 4 ribu lebih kampus, sedangkan Cina hanya 3 ribuan. Lihat dan bandingkan bagaimana kualitas lulusan dan perkembangan sumber daya manusia antar kedua negara.

Dengan populasi kedua terbesar dunia, India bahkan hanya mempunyai seribuan kampus. Malaysia sebagai negara tetangga Indonesia memiliki 90 universitas. Beberapa bahkan masuk kategori kampus top Asia.

Apakah Indonesia lebih mengedepankan jumlah universitas dibanding kualitas dan manajemen yang ada di dalamnya. Lantas, adakah negara berpikir lebih jauh tentang koleksi buku di pustaka setiap universitas?

Belum lagi berbicara gaji tenaga pendidik dan dosen. Banyak kebijakan yang kadangkala berbenturan dan tidak mengarah pada perbaikan kualitas institusi pendidikan. 

Indonesia masih harus terus berbenah dan merefleksi kembali kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan pendidikan.

Jika tidak, kita akan semakin tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga yang lebih peduli akan koleksi buku dan menumbuhkan minat baca.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Indonesia, Antara Koleksi Buku Usang dan Minat Baca Kurang"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau