Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Apa yang menarik dari hidup sederhana? Apakah benar kini kita sudah masuk pada fase "dipaksa" untuk hidup secara sederhana?
Pada era modern yang penuh dengan gemerlap media sosial dan gaya hidup konsumtif, muncul tren baru yang cukup kontras: hidup sederhana.
Gaya hidup yang dulu sering dikaitkan dengan keterbatasan ekonomi kini justru menjadi pilihan sadar bagi banyak orang.
Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan sosial yang mendorong konsumsi berlebihan, semakin banyak individu yang merasa bahwa memiliki lebih banyak barang tidak selalu berbanding lurus dengan kebahagiaan.
Hidup sederhana bukan lagi sekadar tentang menghemat uang, tetapi juga tentang menemukan ketenangan, mengurangi stres, dan menikmati hidup dengan cara yang lebih bermakna.
Dari memilih barang dengan lebih selektif hingga mengurangi ketergantungan pada status sosial, tren ini semakin berkembang dan menjadi alternatif bagi mereka yang ingin hidup lebih bebas dari tekanan materialisme.
Tapi mengapa fenomena ini semakin populer? Apa yang membuat hidup sederhana kini menjadi pilihan, bukan sekadar keterpaksaan?
1. Kesadaran Akan Kesejahteraan Mental
Tekanan untuk terus mengikuti standar hidup yang tinggi sering kali menyebabkan stres dan kecemasan.
Tuntutan untuk selalu tampil sempurna, memiliki barang mewah, dan mengikuti tren terbaru bisa membuat seseorang merasa terbebani, baik secara finansial maupun mental.
Media sosial memperparah kondisi ini dengan menciptakan ilusi bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih melalui kesuksesan materi.
Namun, semakin banyak orang yang mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari memiliki lebih banyak, melainkan dari hidup yang lebih sederhana dan terfokus pada hal-hal yang benar-benar bernilai.
Dengan mengurangi ekspektasi sosial dan menyesuaikan gaya hidup dengan kebutuhan nyata, seseorang dapat menemukan ketenangan batin dan menjalani hidup yang lebih autentik.
2. Ekonomi yang Lebih Berkelanjutan
Krisis ekonomi global dan inflasi membuat banyak orang mulai berpikir ulang tentang cara mereka mengelola keuangan.