Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Dahron
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Dahron adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kompas.com - 30/03/2025, 12:15 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Harga kebutuhan pokok yang terus meningkat, ketidakpastian pekerjaan, dan biaya hidup yang semakin tinggi mendorong individu untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. 

Dalam kondisi seperti ini, gaya hidup sederhana bukan hanya sekadar tren, tetapi juga strategi untuk bertahan dan mencapai stabilitas finansial.

Banyak orang mulai mengadopsi kebiasaan seperti mengurangi belanja impulsif, lebih memilih barang yang tahan lama daripada yang hanya mengikuti mode, serta beralih ke gaya hidup minimalis yang lebih efisien. 

Mereka juga lebih sadar akan pentingnya menabung dan berinvestasi untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk hal-hal yang sifatnya sementara.

3. Dampak Positif bagi Lingkungan

Hidup sederhana sering kali berkaitan dengan konsep minimalisme dan keberlanjutan. 

Dalam dunia yang semakin sadar akan dampak lingkungan, banyak orang mulai menyadari bahwa pola konsumsi berlebihan berkontribusi pada limbah dan eksploitasi sumber daya alam. 

Dengan memilih untuk hidup lebih sederhana, mereka tidak hanya mengurangi beban finansial, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Minimalisme mengajarkan bahwa memiliki lebih sedikit barang bukan berarti kehilangan kualitas hidup, melainkan justru mendapatkan lebih banyak ruang, waktu, dan ketenangan. 

Orang-orang yang mengadopsi gaya hidup ini cenderung lebih selektif dalam membeli sesuatu, memastikan bahwa setiap barang yang dimiliki benar-benar memiliki nilai guna dan bukan sekadar pemuas keinginan sesaat.

4. Perubahan Prioritas Hidup

Dulu, kesuksesan sering diukur dari seberapa banyak seseorang memiliki barang mewah atau aset. 

Rumah besar, mobil mewah, pakaian bermerek, dan gaya hidup glamor sering dijadikan standar keberhasilan seseorang dalam masyarakat. 

Namun, seiring berjalannya waktu, perspektif terhadap kesuksesan mulai bergeser. Banyak orang kini menyadari bahwa kepemilikan materi yang berlebihan tidak selalu menjamin kebahagiaan atau kepuasan hidup.

Alih-alih mengukur kesuksesan dari jumlah harta benda, banyak individu kini lebih menilai keberhasilan dari kualitas hidup yang mereka jalani. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial

Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial

Kata Netizen
Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau