Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noer Ashari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Noer Ashari adalah seorang yang berprofesi sebagai Operator. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kompas.com - 30/03/2025, 15:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pernah dengar istilah fatherless? Singkatnya, fatherless adalah kondisi ketika seorang anak tumbuh tanpa kehadiran figur ayah dalam hidupnya. 

Hadirnya sosok ayah bukan sekadar secara fisik, tetapi memberi perhatian kepada anak.

Ini bukan hanya soal ayah yang meninggal atau bercerai, tapi juga bisa terjadi ketika ayah ada secara fisik, tapi tidak benar-benar hadir secara emosional. 

Misalnya, ayah yang terlalu sibuk kerja, tidak pernah ngobrol dengan anak, atau bahkan tidak peduli dengan perkembangan emosional mereka.

Masalahnya, fatherless ini punya dampak besar terhadap perkembangan emosional dan sosial anak. 

Ayah bukan sekedar pencari nafkah, tapi juga sosok penting dalam membentuk kepercayaan diri, konsep diri, dan pemahaman anak tentang hubungan yang sehat. 

Anak yang tumbuh tanpa figur ayah cenderung memiliki kecemasan tinggi, sulit percaya pada orang lain, dan lebih rentan mengalami ketidakstabilan emosi.

Salah satu dampak paling serius dari fatherless adalah anak bisa salah mengartikan cinta dan kasih sayang. 

Anak perempuan yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya, misalnya, bisa tumbuh dengan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. 

Akibatnya mereka cenderung mencari kasih sayang dari orang lain, bahkan rela menerima perlakuan buruk dalam hubungan hanya demi merasa "dicintai." 

Sedangkan anak laki-laki yang tumbuh tanpa contoh bagaimana seorang pria seharusnya memperlakukan wanita, bisa jadi tidak paham cara membangun hubungan yang sehat, bahkan berpotensi jadi pasangan yang dingin atau kasar.

Jadi, fatherless bukan sekedar absennya ayah di rumah, tapi lebih dari itu—ini soal bagaimana anak kehilangan panduan penting dalam memahami cinta, kasih sayang, dan relasi yang sehat dengan orang lain.

Dampak Fatherless terhadap Pemahaman Cinta dan Kasih Sayang

1. Kurangnya Rasa Aman Secara Emosional

Anak yang tumbuh tanpa figur ayah sering kali merasa ada yang "kurang" dalam hidup mereka. Tidak ada sosok yang bisa dijadikan panutan dalam hal perlindungan, bimbingan, atau sekadar tempat bersandar saat merasa lelah secara emosional. 

Akibatnya, mereka tidak benar-benar paham bagaimana rasanya dicintai dengan tulus oleh seorang pria (untuk anak perempuan) atau bagaimana seharusnya bersikap sebagai laki-laki yang penuh tanggung jawab (untuk anak laki-laki).

Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertama mereka. Dari ayahlah mereka belajar bagaimana seorang laki-laki seharusnya memperlakukan perempuan. 

Kalau sejak kecil mereka terbiasa mendapat perhatian, pujian, dan kasih sayang dari ayah, mereka tidak akan mudah terbuai oleh rayuan laki-laki sembarangan di luar sana. 

Tapi kalau dari kecil mereka tidak pernah merasakan itu, bisa jadi mereka akan "haus" perhatian dan menganggap siapa saja yang memberi mereka sedikit saja kasih sayang sebagai sosok ideal, padahal belum tentu demikian.

Sementara itu, anak laki-laki yang tumbuh tanpa figur ayah bisa kehilangan arah dalam memahami tanggung jawab dan kepemimpinan dalam keluarga. 

Mereka tidak punya contoh nyata bagaimana menjadi pria yang kuat secara emosional, sehingga saat menghadapi masalah dalam hubungan, mereka lebih cenderung menghindar atau bersikap dingin, karena tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau