Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Dahron
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Dahron adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kompas.com - 14/04/2025, 14:34 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kali ini emas jadi salah satu primadona investasi di tengah kondisi ekonomi yang diliputi ketidakpastian. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global.

Saat krisis melanda, perang berkecamuk, atau inflasi tak terkendali, investor dari berbagai belahan dunia cenderung "lari" ke emas sebagai bentuk perlindungan aset.

Di Indonesia, gejala ini tampak nyata dari membludaknya pembeli di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta. Warga bahkan rela datang sejak dini hari demi mengamankan kuota pembelian, yang dibatasi hanya 50 orang per hari. 

Antrean panjang ini menjadi cermin dari meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap masa depan ekonomi, sekaligus bukti bahwa emas masih menjadi simbol kestabilan dan rasa aman di tengah gejolak yang terus berlangsung.

Namun, mengapa emas masih bertahan sebagai instrumen investasi yang rasional, bahkan ketika instrumen modern seperti kripto dan saham teknologi semakin populer?

Pertama, emas memiliki sifat lindung nilai terhadap inflasi. Ketika nilai mata uang tergerus, daya beli masyarakat menurun, dan harga-harga kebutuhan pokok melonjak, emas justru cenderung mempertahankan nilainya. 

Inilah mengapa dalam periode krisis atau tekanan inflasi tinggi, emas sering dianggap sebagai “penjaga kekayaan” yang tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau kondisi politik.

Sifat ini membuat emas menjadi pilihan rasional bagi masyarakat yang ingin menjaga nilai uang mereka dalam jangka menengah hingga panjang. 

Dibandingkan menyimpan uang tunai yang nilainya bisa terdepresiasi, menyimpan emas memberikan rasa aman karena nilainya relatif stabil dan bahkan bisa meningkat saat situasi ekonomi memburuk.

Kedua, emas bersifat likuid dan mudah diperjualbelikan. Baik dalam bentuk batangan, perhiasan, maupun dalam bentuk digital, emas dapat dicairkan kapan saja dan di mana saja. 

Akses pasar yang luas baik melalui butik resmi, toko emas, maupun platform daring memudahkan masyarakat untuk menjual kembali emas yang dimilikinya dengan cepat.

Hal ini penting terutama di masa-masa darurat, ketika kebutuhan dana mendesak tak bisa ditunda.

Berbeda dengan instrumen investasi lain yang bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk likuidasi, emas menawarkan fleksibilitas yang tinggi. 

Bahkan dalam kondisi pasar yang sedang bergejolak, permintaan terhadap emas relatif stabil, menjadikannya aset yang tetap diminati dan mudah diuangkan.

Ketiga, emas bebas dari risiko gagal bayar. Tidak seperti obligasi atau saham yang terkait dengan kinerja suatu institusi atau perusahaan, emas tidak bergantung pada janji pembayaran atau kondisi keuangan pihak tertentu. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau