Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Nilainya melekat pada barang itu sendiri, bukan pada reputasi atau kredibilitas lembaga penerbit. Artinya, emas tidak terpengaruh oleh kebangkrutan perusahaan, gagal bayar utang negara, atau gejolak di pasar modal.
Selama barang fisiknya ada, nilainya tetap bisa diakui dan diperjualbelikan. Inilah yang menjadikan emas sebagai aset nyata yang relatif aman dari risiko sistemik sebuah keunggulan yang tidak dimiliki oleh banyak instrumen investasi lainnya.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa harga emas juga berfluktuasi. Kenaikan harga yang terjadi saat ini bukan jaminan bahwa tren tersebut akan terus berlanjut tanpa koreksi.
Harga emas dipengaruhi oleh banyak faktor global, seperti suku bunga acuan Amerika Serikat, nilai tukar dolar, serta situasi geopolitik dunia.
Ketika ketidakpastian mereda dan investor mulai kembali ke instrumen berisiko, harga emas pun bisa turun dalam waktu relatif singkat.
Itulah mengapa, meskipun emas adalah pilihan yang logis dan rasional, investor tetap perlu berhati-hati.
Menempatkan seluruh aset dalam bentuk emas tanpa strategi diversifikasi justru bisa menimbulkan kerugian jika fluktuasi harga tidak diantisipasi dengan baik.
Dengan kata lain, emas memang bukan solusi untuk cepat kaya, tetapi lebih kepada sarana untuk menjaga kestabilan kekayaan.
Ia berperan sebagai pelindung nilai dalam portofolio, bukan sebagai instrumen spekulatif untuk meraih keuntungan besar dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, membeli emas seharusnya bukan karena dorongan panik atau ikut-ikutan tren, melainkan karena pertimbangan rasional atas tujuan keuangan jangka panjang.
Dalam situasi ekonomi yang tak menentu seperti saat ini, wajar jika masyarakat mencari rasa aman. Namun, rasa aman yang sejati datang dari pemahaman dan perencanaan yang matang.
Masyarakat perlu terus diedukasi untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memahami alasan di baliknya. Investasi yang sehat lahir dari pengetahuan, bukan sekadar dorongan emosional.
Dalam konteks emas, edukasi menjadi sangat penting agar masyarakat tidak terjebak dalam euforia sesaat tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.
Dengan pemahaman yang benar, emas bisa menjadi alat yang efektif untuk menjaga stabilitas finansial di tengah ketidakpastian.
Namun, tanpa pengetahuan yang memadai, bahkan aset seaman emas pun bisa menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu, literasi keuangan harus terus diperkuat agar keputusan investasi masyarakat tidak hanya logis di permukaan, tetapi juga kokoh secara prinsip.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengapa Emas Masih Menjadi Pilihan Rasional di Tengah Gejolak Ekonomi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.