Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Diantika IE
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Diantika IE adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kompas.com - 14/05/2025, 13:12 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Warung ini pun harus menampung hasil pangan yang berasal dari hasil petani dan peternak lokal yang sudah dinyatakan layak oleh pihak berwenang untuk menjamin kebersihan, kesehatan bahan pangan yang dibagikan.

Agar lebih merata, pelaksana program harus membagi giliran pembelian bahan pangan kepada petani/peternak setiap musimnya, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Dengan syarat jika ingin kebagian giliran, maka harus meningkatkan kualitas pangan yang dikelola.

Misal, untuk MBG bulan Januari, membeli kentang dari petani A, membeli ayam dari peternak B, dan bahan lain dari para petani/peternak lain. 

Bulan berikutnya harus gantian, giliran petani B yang menjual hasil kentangnya dan peternak C yang menjual hasil ternaknya. Dengan catatan, dibeli dengan harga layak.

Selain mendukung program MBG, ini juga bisa berimbas pada peningkatan ekonomi rakyat/masyarakat setempat.

Para petani dan peternak lebih semangat dan lebih sejahtera karena mereka memiliki pasar yang jelas -- dibeli oleh pemerintah dan disalurkan pada orang lain yang notabene adalah para tetangganya sendiri. 

Jadi, tidak ada tangan perantara, bahan makanan langsung dari petani/peternak dan dikonsumsi dimasak sendiri di setiap rumah. Selain anaknya bisa makan, seluruh anggota keluarga bisa kebagian.

2. Tugaskan Sekolah untuk Menyelenggarakan MBG Secara Langsung

Mungkin ini berat. Karena sekolah harus memiliki dapur umum yang memadai dan tenaga yang banyak untuk menyelesaikan masakan. Meskipun nyatanya sistem ini banyak dilakukan oleh pesantren. 

Mereka memiliki dapur dan para tenaga kerja yang berperan sebagai juru masak. Makanan diproses setiap hari dan makan dalam keadaan hangat dengan sistem parasmanan.

Bagi sebagian sekolah mungkin masih terkesan ribet dan rumit karena belum terbiasa. 

Namun dengan begini, kiranya dapat meminimalisir "pemangkasan" dana MBG karena dana turun sejumlah siswa yang tercatat di data dapodik dikalikan dengan nominal jatah siswa per porsi makan. Menu makan bisa dibuat secara maksimal. Bergizi juga kenyang.

Jika misal harus memilih jasa catering khusus, maka sekolah harus memastikan bahwa pihak yang diajak kerja sama adalah pihak yang bertanggung jawab. Sekolah wajib memiliki badan (bagian yang bertugas khusus) untuk mengawasi penyediaan MBG.

Namun dengan begini sekolah pun bisa memiliki banyak alternatif pilihan yang bisa memungkinkan menu yang lebih bervariasi. 

Kalau ingin menjadwal menu sehat setiap harinya (lewat catering khusus atau tenaga kerja sekolah yang diberi tugas masak) atau sesekali pesan ke resto terpercaya yang sanggup menyediakan menu sejumlah siswa.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau